PENGERTIAN PROFESIONAL GURU DAN
GURU PROFESIONAL.
Profesionalisme berasal dari kata profesi yang
artinya bidang pekerjaan yang ditekuni oleh seseorang. Menurut Webstar dalam
Kunandar (2007:45) dikatakan bahwa profesi
adalah pekerjaan tertentu yang memerlukan pengetahuan dan keterampilan
khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis. Jadi bisa disimpulkan bahwa
profesi adalah pekerjaan yang memerlukan keahlian atau skill tertentu.
Sedangkan profesional menurut UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan Dosen)
dalam Kunandar (2007:45) adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,
kemahiran, dan kecakapan yang memenuhi standar kualitas dan melalui proses
pendidikan profesi sebelumnya.
Jadi bisa disimpulkan pula bahwa profesional adalah
kondisi, arah, nilai, tujuan, dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan yang
berkaitan dengan mata pencaharian seseorang. Maka pengertian Profesionalisme
guru adalah kondisi, arah, nilai, tujuan dan kualitas suatu keahlian dan
kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan
pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencaharian. Bila ditinjau secara lebih dalam, terdapat beberapa karakteristik
profesionalisme guru. Rebore (1991) dalam Blog
AkhmadSudrajat.Wordpress.com mengemukakan enam karakteristik
profesionalisme guru, yaitu: (1) pemahaman dan penerimaan dalam melaksanakan
tugas, (2) kemauan melakukan kerja sama secara efektif dengan siswa, guru,
orang tua siswa, dan masyarakat, (3) kemampuan mengembangkan visi dan
pertumbuhan jabatan secara terus menerus, (4) mengutamakan pelayanan dalam
tugas, (5) mengarahkan, menekan dan menumbuhkan pola perilaku siswa, serta (6)
melaksanakan kode etik jabatan.
Sedangkan perihal Guru Profesional telah banyak
dikemukakan oleh para pakar manajemen pendidikan, seperti Rice dan Bishoprick
dalam Bafadal (2004: 5) mengatakan bahwa guru profesional adalah guru yang
mampu mengelola dirinya sendiri dalam melaksanakan tugas-tugasnya seharihari.
Lebih lanjut dikatakan oleh Glickman dalam Bafadal (2010:5), seorang guru
dikatakan profesional jika memiliki kemampuan tinggi (high level of abstract)
dan motivasi kerja tinggi(high level of commitment). Tingkat komitmen guru
terbentang dalam satu garis kontinum, bergerak dari yang paling rendah menuju
ke yang paling tinggi. Masih menurut Glickman dalam Bafadal (2010:5), guru yang
memiliki tingkat abstraksi yang paling tinggi adalah guru yang mampu mengelola
tugas, menemukan berbagai permasalahan dalam tugas, dan mampu secara mandiri
memecahkannya. Begitu banyak teori tentang guru profesional yang pernah
dikedepankan oleh pakar manajemen pendidikan. Jadi guru profesional itu sendiri
bisa disimmpulkan sebagai guru yang berkualitas, berkompetensi,berkomitmen, berkemampuan
tinggi dan guru yang dikehendaki untuk mendatangkan prestasi belajar serta
mampu mempengaruhi proses belajar mengajar siswa, yang nantinya akan
menghasilkan prestasi belajar siswa yang lebih baik.
KEMAMPUAN DASAR PROFESIONALISME
GURU.
Sebagai seorang pendidik, guru bertugas mengajar
dan menanamkan nilai-nilai dan sikap kepada siswanya. Untuk melaksanakan tugas
nya tersebut, diperlukan berbagai kemampuan dan kepribadian. Menurut Kunandar (
2007: 63-67), Kemampuan dasar Profesionalisme guru antara lain sebagai berikut
:
1.
Menguasai
Bahan.
a.
Menguasai
bahan mata pelajaran dan kurikulum sekolah
Pengalaman belajarnya adalah :
·
Mengkaji
bahan kurikulum mata pelajaran.
·
Mengkaji isi
buku teks mata pelajaran yang bersangkutan.
·
Melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang disarankan dalam kurikulum mata pelajaran yang bersangkutan.
b.
Menguasai
bahan pendalaman/ aplikasi pelajaran.
Pengalaman belajarnya adalah :
·
Mempelajari
ilmu yang relevan.
·
Mempelajari
aplikasi bidang ilmu ke dalam bidang ilmu yang lain(untuk program study
tertentu)
·
Mempelajari
cara menilai kurikulum mata pelajaran.
2.
Mengelola
program belajar.
a.
Merumuskan
tujuan instruktusional.
Pengalaman belajarnya adalah :
·
Mengkaji
kurikulum mata pelajaran.
·
Mempelajari
ciri-ciri rumusan tujuan instruktusional.
·
Mempelajari
tujuan isntruktusional mata pelajaran yang bersangkutan.
·
Merumuskan
tujuan instruktusional mata pelajaran yang bersangkutan.
b.
Mengenal dan
dapat menggunakan metode mengajar.
Pengalaman belajarnya adalah :
·
Mempelajari
macam-macam metode mengajar.
·
Menggunakan
macam-macam metode mengajar.
c.
Memilih dan
menyusun prosedur instruktusional yang tepat.
Pengalaman belajarnya adalah :
·
Mempelajari
kriteria pemilihan materi dan prosedur mengajar.
·
Menggunakan
kriteria pemilihan materi dan prosedur mengajar.
·
Merencanakan
program pengajaran.
·
Menyusun
satuan pelajaran.
d.
Melaksanakan
program belajar mengajar.
Pengalaman belajarnya adalah :
·
Mempelajari
fungsi dan peran guru dalam instruksi belajar mengajar.
·
Mengguanakan
alat bantu kriteria pemilihan materi dan prosedur mengajar.
·
Mengguanakan
lingkungan sebagai sumber belajar.
·
Memonitor
proses belajar siswa.
·
Menyesuaikan
rencana program pengajaran dengan situasi kelas.
e.
Mengenal
kemampuan anak didik.
Pengalaman belajarnya adalah :
·
Mempelajari
faktor-faktor yang memengaruhi pencapaian prestasi belajar
·
Mempelajari
prosedur dan teknik mengidentifikasi kemampuan siswa.
·
Menggunakan
prosedur dan teknik mengidentifikasi kemampuan siswa.
f.
Merencanakan
dan melaksanakan pengajaran remedial.
Pengalaman belajarnya adalah :
·
Mempelajari
faktor-faktor penyebab kesulitan belajar.
·
Mendiagnosis kesulitan
belajar.
·
Menyusun
pengajaran remedial.
·
Melaksanakan
pengajaran remedial.
3.
Mengelola
Kelas.
a.
Mengatur tata
ruang kelas untuk pengajaran.
Pengalaman belajarnya adalah :
·
Mempelajari
macam-macam pengaturan tempat duduk dan setting ruang kelas sesuai dengan
tujuan instruksional yang hendak dicapai.
·
Mempelajari
kriteria penggunaa macam-macam pengaturan tempat duduk dan setting ruangan.
b.
Menciptakan
iklim belajar mengajar yang serasi.
Pengalaman belajarnya adalah :
·
Mempelajari
faktor-faktor yang mengganggu iklim belajar mengajar yang serasi
·
Mempelajari
prosedur dan strategi pengelolaan kelas yang bersifat preventif.
·
Menggunakan
strategi dan prosedur pengelolaan kelas yang bersifat preventif.
·
Menggunakan
prosedur pengelolaan kelas yang bersifat kuratif.
4.
Menggunakan
media sumber.
a.
Mengenal,
memilih dan menggunakan media.
Pengalaman belajarnya adalah :
·
Mempelajari
macam-macam media pendidikan
·
Mempelajari
kriteria pemilihan media pendidikan
·
Menggunakan
media pendidikan
·
Merawat alat
bantu belajar mengajar.
b.
Membuat
alat-alat bantu pelajaran sederhana.
Pengalaman belajarnya adalah :
·
Mengenali
bahan-bahan yang tesedia di lingkungan sekolah untuk membuat alat0alat bantu.
·
Mempelajari
perkakas untuk membuat alat-alat bantu mengajar.
·
Menggunakan
perkakas untuk membuat alat-alat bantu mengajar.
c.
Menggunakan
dan mengelola laboratorium dalam rangka proses belajar mengajar.
Pengalaman belajarnya adalah :
·
Mempelajari
cara-cara menggunakan laboratorium
·
Mempelajari
cara-cara dan aturan pengalaman kerja di laboratorium.
·
Berlatih
mengatur tata ruang laboratorium
·
Mempelajari
cara merawat dan menyimpan alat-alat.
d.
Mengembangkan
laboratorium
Pengalaman belajarnya adalah :
·
Mempelajari
fungsi laboratorium dalam proses belajar mengajar.
·
Mempelajari
kriteria pemilihan alat
·
Mempelajari
berbagai desain laboratorium
·
Menilai
keefektifan kegiatan laboratorium
·
Mengembangkan
eksperimen baru.
e.
Menggunakan
perpustakaan dalam proses belajar mengajar.
Pengalaman belajarnya adalah :
·
Mempelajari
fungsi-fungsi perpustakaan dalam proses belajar mengajar.
·
Mempelajari
macam=macam sumber perpustakaan.
·
Menggunakan
macam-macam sumber perpustakaan.
·
Mempelajari
kriteria pemilihan sumber macam-macam sumber perpustakaan.
·
Menilai
sumber-sumber perpustakaan.
f.
Menggunakan
micro teaching unit dalam proses belajar mengajar.
Pengalaman belajarnya adalah :
·
Mempelajari
fungsi meicro teaching dalam proses belajar mengajar.
·
Menggunakan
micro teaching unit dalam proses belajar mengajar.
·
Menyusun
program micro teaching dengan atau tanpa hardware.
·
Menggunakan
program micro teaching dengan atau tanpa hardware.
·
Menilai
program dan pelaksanaan micro teaching
·
Mengembangkan
program-program terbaru
5.
Menguasai
landasan kependidikan.
Pengalaman belajarnya adalah :
·
Mempelajari
konsep dan masalah pendidikan dan pengajaran dengan sudut tinjauan osiologis,
filosofis, historis dan psikoolgis.
·
Mengenali
fungsi sekolah sebagai lembaga sosial yang secara potensial dapat memajukan
masyarakat dalam arti lua dan pengaruh timbal balik antara sekolah dan
msayarakat.
6.
Mengelola
interaksi belajar mengajar.
Pengalaman belajarnya adalah :
·
Mempelajari
cara-cara memotivasi siswa untuk belajar.
·
Menggunakan
cara-cara memotivasi siswa untuk belajar.
·
Mempelajari
macam-macam bentuk pertanyaan.
·
Mengguakan
macam-macam bentuk pertanyaan secara teoat.
·
Mempelajari beberapa
mekanisme psikologis belajar mengajar disekolah.
·
Mengkaji
faktor-faktor positif dan negatif dalam proses belajar.
·
Mempelajari
cara-cara berkomunikasi antar pribadi.
·
Menggunakan
cara-cara berkomunikasi antar pribadi.
7.
Menilai
prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran.
Pengalaman belajarnya adalah :
·
Mempelajari
fungsi penilaian.
·
Mempelajari
bermacam-macam teknik dan prosedur penilaian.
·
Menyusun
teknik dan prosedur penilaian.
·
Mempelajari
kriteria penilaian teknik dan prosedur penilaian.
·
Menggunakan teknik
dan prosedur penilaian.
·
Mengolah dan
menginterprestasikan hasil penilaian.
·
Menggunakan
hasil penilaian untuk perbaikan proses belajar mengajar.
·
Menilai
teknik dan prosedur penilaian.
·
Menilai
keefektifan program pengajaran.
8.
Mengenal
fungsi dan program pelayanan BP.
a.
Mengenal
fungsi dan program pelayan BP di sekolah.
Pengalaman belajarnya adalah :
·
Mempelajari
fungsi BP di sekolah.
·
Mempelajari
program layanan BP
·
Mengkaji
persamaan dan perbedaan fungsi, kewenangan, serta tanggung jawab antara guru dan
pembimbing di sekolah.
b.
Menyelenggarakan
program layanan BP di sekolah.
Pengalaman belajarnya adalah :
·
Mengidentifikasi
kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa
·
Menyelenggarakan
program layan BP di sekolah, terutama bimbingan belajar
9.
Mengenal dan
menyelenggarakan administrasi sekolah.
a.
Mengenal
penyelenggaraan adinistrasi sekolah.
Pengalaman belajarnya adalah :
·
Mempelajari
struktur organisasi dan administrasi persekolahan.
·
Mempelajari
fungsi dan tanggung jawab administrasi guru, kepala sekolah, dan kantor wilayah
Depdiknas.
·
Mempelajari
peraturan-peraturan kepegawaian pada umumnya dan peraturan kepegawaian guru
pada khususnya.
b.
Menyelenggarakan
administrasi sekolah.
Pengalaman belajarnya adalah :
·
Menyelenggarakan
administrasi sekolah.
·
Mempelajari
prinsip-prinsip dan prosedur pengelolaan program akademik.
10. Memahami prinsip-prinsip dan mentafsirkan
hasil-hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.
Pengalaman belajarnya adalah :
·
Mempelajari
dasar-dasar penggunaan metode ilmiah dalam penelitian pendidikan
·
Mempelajari
teknik dan prosedur penelitian pendidikan, terutama sebagai konsumen
hasil-hasil penelititian pendidikan
·
Menafsirkan
hasil-hasil penelitian untuk perbaikan pengajaran
Hal yang sama
dikemukakan oleh Muhibbin Syah dalam
Fatturohman dan Sutikno ( 2007: 45-46) mengenai sepuluh kemampuan dasar
yang harus dimiliki guru dalam upaya peningkatan keberhasilan belajar seperti
yang tertera di atas.
MACAM-MACAM
KOMPETENSI GURU YANG PROFESIONAL.
Sebelum membahas lebih jauh tentang kompetensi
seorang guru, terlebih dahulu dibahas tentang hakikat kompetensi seseorang.
Salah satu teori yang dapat dijadikan landasan terbentuknya kompetensi
seseorang adalah teori medan yang dirintis oleh Kurt Lewin. Dikatakan bahwa
seseorang akan memperoleh kompetensi karena medan gravitasi disekitarnya yang
turut membentuk potensi seseorang secara individu. Menurut Abdul Majid (2005:
5) dikatakan bahwa kompetensi adalah seperangkat tindakan intelegen penuh
tanggung jawab yang harus dimiliki sseseorang sebagai syarat untuk dianggap
mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidang tertentu. Jadi seseorang memiliki
kompetensi apabila dapat melakukan sesuatu. Lalu kompetensi apa sajakah yang
harus dimiliki oleh seorang guru profesional? Ada beberapa kompetensi yang
wajib dimiliki oleh seorang guru profesional, yakni :
1.
Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik
yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Adapun rincian dari
kompetensi Pedagogik itu sendiri dijabarkan sebagai berikut:
1.
Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,
spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.
·
Memahami
karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual,
sosial-emosional, moral, spiritual, dan latar belakang sosialbudaya.
·
Mengidentifikasi
potensi peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu.
·
Mengidentifikasi
bekal-ajar awal peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu.
·
Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam mata pelajaran yang
diampu.
2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
·
Memahami
berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik terkait
dengan mata pelajaran yang diampu.
·
Menerapkan
berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik
secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu.
3. Mengembangkan
kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu.
·
Memahami
prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.
·
Menentukan
tujuan pembelajaran yang diampu.
·
Menentukan
pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diampu.
·
Memilih
materi pembelajaran yang diampu yang terkait dengan pengalaman belajar dan
tujuan pembelajaran.
·
Menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang
dipilih dan karakteristik peserta didik.
·
Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian.
4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
·
Memahami
prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik.
·
Mengembangkan komponen-komponen rancangan pembelajaran.
·
Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam
kelas, laboratorium, maupun lapangan.
·
Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di laboratorium, dan di
lapangan dengan memperhatikan standar keamanan yang dipersyaratkan.
·
Menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu untuk mencapai
tujuan pembelajaran secara utuh.
·
Mengambil keputusan transaksional dalam pembelajaran yang diampu sesuai
dengan situasi yang berkembang.
5.
Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
kepentingan pembelajaran.
·
Memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran yang diampu.
6. Memfasilitasi
pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimiliki.
·
Menyediakan berbagai
kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi secara
optimal.
·
Menyediakan berbagai
kegiatan pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk
kreativitasnya.
7. Berkomunikasi
secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
·
Memahami berbagai
strategi berkomunikasi yang efektif, empatik, dan santun, secara lisan,
tulisan, dan/atau bentuk lain.
·
Berkomunikasi secara
efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas dalam
interaksi kegiatan/permainan yang mendidik yang terbangun secara siklikal dari
(a) penyiapan kondisi psikologis peserta didik untuk ambil bagian dalam
permainan melalui bujukan dan contoh, (b) ajakan kepada peserta didik untuk
ambil bagian, (c) respons peserta didik terhadap ajakan guru, dan (d) reaksi
guru terhadap respons peserta didik, dan seterusnya.
8. Menyelenggarakan
penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
·
Memahami
prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan
karakteristik mata pelajaran yang diampu.
·
Menentukan aspek-aspek
proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai
dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu.
·
Menentukan prosedur
penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
·
Mengembangkan instrumen
penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
·
Mengadministrasikan
penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan mengunakan
berbagai instrumen.
·
Menganalisis
hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan.
·
Melakukan
evaluasi proses dan hasil belajar.
9. Memanfaatkan hasil
penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
·
Menggunakan
informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar
·
Menggunakan
informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan
pengayaan.
·
Mengkomunikasikan
hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan.
·
Memanfaatkan
informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran.
·
Melakukan
tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
·
Melakukan refleksi
terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.
·
Memanfaatkan hasil
refleksi untuk perbaikan dan pengembangan pembelajaran dalam mata pelajaran
yang diampu.
·
Melakukan
penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam mata
pelajaran yang diampu.
Kompetensi pedagogik secara umum
menuntut guru mampu mengelola pembelajaran bidang studi yang diampu. Pendekatan
pembelajaran matematika yang tepat dapat mendorong para siswa mendapatkan
pemahaman yang lebih baik tentang matematika sehingga dapat sukses dalam
belajar matematika. Secara pedagogik, seorang guru
matematika diharapkan memiliki kemampuan dan keterampilan sebagai berikut.
a) Dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan
·
pemahaman dan
penghayatan terhadap prinsip dan nilai matematika
·
daya nalar,
berpikir logis, kritis, sistematik, kreatif, cerdas, rasa keindahan, sikap terbuka, dan rasa ingin
tahu;
·
melaksanakan proses
matematika
·
rasa menyenangkan belajar
matematika
b)
Tepat dalam memilih
pendekatan, metode, dan teknik yang relevan dengan perkembangan
fisik dan psikis peserta didik.
c)
Mampu membuat
perencanaan yang baik dan melaksanakannya dalam pembelajaran
matematika
d)
Mahir dalam
pengelolaan kelas sesuai dengan pendekatan pembelajaran yang
diterapkannya
e)
Tepat dalam membuat
asesmen pembelajaran sekaligus bisa menerima hasil refleksi
pembelajaran yang dilakukannya untuk melaksanakan program
tindak lanjut
f)
Memilih kemampuan
berkomunikasi dalam ruang lingkup akademik, baik secara lisan maupun tulisan.
Namun dari kesemua sub Kompetensi tersebut ada empat
sub kompetensi yang sangat diprioritaskan paling utama dalam Kompetensi
Pedagogik yaitu : memahami peserta
didik, merancang dan merancang pembalajaran, melaksanakan evaluasi dan
mengembangkan peserta didik.
Memahami peserta didik mencakup perkembangan
kognitif, afektif dan psikomotor dan mengetahui bekal awal peserta didik.
merancang pembelajaran dimaksudkan bahwa guru harus mampu membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan kemudian bisa mengaplikasikan rancangan itu
di dalam proses pembelajaran sesuai alokasi waktu yang sudah ditetapkan. Di
samping itu, guru mesti memiliki kemampuan melakukan evaluasi baik dalam bentuk
“on going evaluation” maupun di akhir pembelajaran. mengembangkan peserta didik
bermakna bahwa guru mampu memfasilitiasi peserta didik di dalam mengembangkan
potensi akademik dan non akademik yang dimilikinya
2.
Kompetensi
Kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang
mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik
dan berakhlak mulia. Guru yang mantap dan stabil, bertindak sesuai dengan
hukum, bertindak sesuai dengan norma social, bangga menjadi guru dan memiliki
konsistensi dalam bertindak dan bertutur.
1. Kepribadian yang mantab dan stabil
meliputi bertindak sesuai dengan norma social,bangga menjadi guru dan memiliki
konsistensi dalam bertindak sesuai norma.
2. Kepribadian yang dewasa yaitu
menampilkan kepribadian mandiri dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki
etos kerja sebagai guru.
3. Kepribadian yang arif adalah
menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik,sekolah,dan
masyarakat dan menunjukkan keterbukaan dalam berfikir dan bertindak.
4. kepribadian yang berwibawa yaitu
memiliki perilaku yang positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku
yang disegani.
5. kepribadian yang berakhlak mulia dan
dapat menjadi teladan meliputi bertindak sesuai dengan norma religious
(imtaq,jujur,religious,suka menolong) dan memiliki perilaku yang diteladani
oleh peserta didik.
Kepribadian akan turut menentukan
apakah para guru dapat disebut sebagai pendidik yang baik atau sebaliknya,
justru menjadi perusak anak didiknya. Sikap dan citra negative seorang guru dan
berbagai penyebabnya seharusnya dihindari jauh-jauh agar tidak mencemarkan nama
baik guru. Kini, nama baik guru sedang berada pada posisi yang tidak
menguntungkan, terperosok jatuh. Para guru harus mencari jalan keluar atau
solusi bagaimana cara meningkatnya kembali sehingga guru menjadi semakin
wibawa, dan terasa sangat dibutuhkan anak didik dan masyarakat luas. Jangan
sebaliknya.
Guru sebagai teladan bagi
murid-muridnya harus memiliki sikap dan kepribadian utuh yang dapat dijadikan
tokoh panutan idola dalam seluruh segi kehidupannya. Karenanya guru harus
selalu berusaha memilih dan melakukan perbuatan yang positif agar dapat
mengangkat citra baik dan kewibawaannya, terutama di depan murid-muridnya.
Disamping itu guru juga harus mengimplementasikan nilai-nilai tinggi terutama
yang diambilkan dari ajaran agama, misalnya jujur dalam perbuatan dan
perkataan, tidak munafik. Sekali saja guru didapati berbohong, apalagi langsung
kepada muridnya, niscaya hal tersebut akan menghancurkan nama baik dan
kewibawaan sang guru, yang pada gilirannya akan berakibat fatal dalam
melanjutkan tugas proses belajar mengajar.
Guru yang demikian niscaya akan
selalu memberikan pengarahan kepada anak didiknya untuk berjiwa baik juga.
Hampir sulit ditemukan munculnya guru yang memiliki keinginan buruk terhadap
muridnya. Dalam menggerakkan murid, guru juga dianggap sebagai partner yang
siap melayani, membimbing dan mengarahkan murid, bukan sebaliknya justru
menjerumuskannya. Djamarah dalam bukunya “ Guru dan Anak didik Dalam Interaksi
Edukatif” menggambarkan bahwa : Guru adalah pahlawan tanpa pamrih, pahlawan
tanpa tanda jasa, pahlawan ilmu, pahlawan kebaikan, pahlawan pendidikan,
makhluk serba biasa, atau dengan julukan yang lain seperti artis, kawan, warga
Negara yang baik, pembangun manusia, pioneer, terpercaya, dan sebagainya”.
Guru yang dewasa akan menampilkan
kemandirian dalam bertindak dam memiliki etos kerja yang tinggi. Sementara itu,
guru yang arif akan mampu melihat manfaat pembelajaran bagi peserta didik,
sekolah dan masyarakat, menunjukkan sikap terbuka dalam berfkir dan bertindak.
Berwibawa mengandung makna bahwa guru memiliki prilaku yang
berpengaruh positif terhadap peserta didik dan perilaku yang disegani. Yang
paling utama dalam kepribadian guru adalah berakhlak mulia. Ia dapat menjadi
teladan dan bertindak sesuai normaagama (iman dan taqwa, jujur, ikhlas dan suka
menolong serta memilki perilaku yang dapat dicontoh. Adapun subkompetensi
secara rinci dijabarkan sebagai berikut:
a.
Bertindak sesuai dengan
norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.
·
Menghargai peserta didik
tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal dan
gender.
·
Bersikap sesuai dengan norma
agama yang dianut, hukum dan sosial yang berlaku dalam masyarakat, dan
kebudayaan nasional Indonesia yang beragam.
b.
Menampilkan diri sebagai
pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan
masyarakat.
·
Berperilaku jujur, tegas dan manusiawi.
·
Berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia.
·
Berperilaku yang dapat diteladan oleh peserta didik dan anggota masyarakat
di sekitarnya.
c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa,
arif, dan berwibawa.
·
Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil.
·
Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan berwibawa.
d. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga
menjadi guru, dan rasa percaya diri.
·
Menunjukkan etos kerja dan
tanggung jawab yang tinggi.
·
Bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri.
·
Bekerja mandiri secara profesional.
e. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
·
Memahami kode etik profesi guru.
·
Menerapkan kode etik profesi guru.
·
Berperilaku sesuai dengan kode etik profesi guru.
Dalam
kompetensi kepribadian guru dikatakan sebagai sosok yang memiliki kepribadian
ideal .Oleh karena itu,pribadi seoran guru sering dianggap sebagai model atau panutan dalam berbagai
hal.
Guru yang professional adalah guru
yang siap untuk memberikan bimbingan nurani dan akhlak yang tinggi kepada
muridnya. Karena pendidikan dana bimbingan yang diberikan bersumber dari
ketulusan hati, maka guru benar-benar siap sebagai spiritual fatner bagi
muridnya. Guru yang ideal sangat meresa gembira bersama dengan muridnya, ia
selalu berinteraksi kepada muridnya, ia merasa happy dapat memberikan obat bagi
muridnya yang sedang bersedih hati, murung, berkelahi, malas belajar. Guru
professional akan selalu memikirkan bagaimana memacu perkembangan pribadi anak
didiknya agar tidak mengalami kendala yang biasa mengganggu.
Kemuliaan hati seorang guru
diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Guru secara nyata dapat berbagi dengan
anak didiknya. Guru tidak akan merasa lelah dan tidak mungkin mengembangkan
sifat iri hati, munafik, suka menggunjing, menyuap, malas, marah-marah dan
berlaku kasar terhadap orang lain, apalagi terhadap anak didiknya.
Guru sebagai pendidik dan murid
sebagai anak didik dapat saja dipisahkan kedudukannya, akan tetapi mereka tidak
dapat dipisahkan dalam mengembangkan diri murid dalam mencapai cita-citanya.
Disinilah kemanfaatan guru bagi orang lain atau murid benar-benar dituntut,
seperti hadits Nabi :”Khoirunnaasi anfa’uhum linnaas,” artinya adalah
sebaik-baiknya manusia adalah yang paling besar memberikan manfaat bagi orang
lain. ( Al Hadits)
3.
Kompetensi Sosial Guru
Manusia
merupakan makhluk sosial (zoon politicon)
menurut Aristoteles adalah makhluk yang senantiasa ingin hidup berkelompok.
Pendapat senada menyatakan bahwa manusia adalah homo piliticus.
Manusia
perlu berinteraksi dengan yang lain dan senantiasa menjaga hubungan agar tetap
berlangsung dalam suasana yang kondusif. Melalui proses komunikasi dengan
lingkungan sekitarnya manusia diharapkan mampu bertahap hidup (survive) bahkan berkembang (growth)
sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Guru sebagai bagian
dari masyarakat merupakan salah satu pribadi yang mendapatkan perhatian khusus
di masyarakat.
Kompetensi sosial dalam
kegiatan belajar ini berkaitan erat dengan kemampuan guru dalam berkomunikasi
dengan masyarakat di sekitar sekolah dan masyarakat tempat guru tinggal
sehingga peranan dan cara guru berkomunikasi di masyarakat diharapkan memiliki
karakteristik tersendiri yang sedikit banyak berbeda dengan orang lain yang
bukan guru. Misi yang diemban guru adalah misi kemanusiaan. Mengajar dan
mendidik adalah tugas memanusiakan manusia. Guru harus mempunyai kompetensi
sosial karena guru adalah Penceramah Jaman (Langeveld,1955), lebih tajam lagi
ditulis oleh Ir. Soekarno dalam tulisan “Guru dalam masa pembangunan menyebutkan
pentingnya guru dalarn masa pembangunan adalah menjadi masyarakat. Oleh karena
itu, tugas guru adalah tugas pelayanan manusia.
Guru merupakan tokoh
dan tipe makhluk yang diberi tugas dan beban membina dan membimbing masyarakat
ke arah norma yang berlaku. Guru perlu memiliki kompetensi sosial untuk
berhubungan dengan masyarakat dalam rangka menyelenggarakan proses belajar
mengajar yang efektif karena dengan dimilikinya kompetensi sosial tersebut,
otomatis hubungan sekolah dengan masyarakat akan berjalan dengan lancar.
A.
PENGERTIAN
Kompetensi sosial guru
merupakan kemampuan guru untuk memahami dirinya sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari masyarakat dan mampu mengembangkan tugas sebagai anggota
masyarakat dan warga negara. Lebih dalam lagi kemampuan sosial ini mencakup
kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar
pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru.
B.
FUNGSI KOMPETENSI SOSIAL GURU
Masyarakat dalam proses
pembangunan sekarang ini menganggap guru sebagai anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan, keterampilan yang cukup luas, yang mau ikut serta secara aktif dalam
proses pembangunan.
Peran dan fungsi guru
yang perlu Anda pelajari adalah sebagai berikut.
a.
Motivator
dan Inovator dalam Pembangunan Pendidikan
Guru yang berada di
desa berperan sebagai agen perubahan di masyarakat berusalia aktif dalam
mencerdaskan kehidupan masyarakat desa dengan senantiasa memberikan motivasi
kepada masyarakat untuk ikut serta menyukseskan program wajib belajar dan
mendorong mereka untuk tetap menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih
tinggi.
b.
Perintis
dan Pelopor Pendidikan
Kepeloporan yang
dilakukan guru dalam kegiatan penggalangan dana dari masyarakat yang mampu
untuk memberikan beasiswa bagi siswa berprestasi yang kurang mampu di
sekolahnya, keaktifan guru sebagai tutor di balai desa dalam menunjang program
kejar Paket A dan Paket B.
c.
Penelitian
dan Pengkajian Ilmu Pengetahuan
Seorang guru yang
memiliki kemampuan dalam ilmu pengetahuan dituntut untuk senantiasa berusaha
melakukan berbagai penemuan khususnya berkaitan dengan permasalahan pendidikan
yang ada di masyarakat sehingga diharapkan dengan penemuannya dapat dilakukan
pencarian solusinya baik secara individu maupun kelembagaan.
d.
Pengabdian
Menyadari akan tuntutan
yang demikian benar terhadap tanggung jawab guru di masyarakat, maka Anda
sebagai salah satu ujung tombak dunia pendidikan perlu melibatkan diri dalam
kegiatan di masyarakat yang relevan dengan dunia pendidikan terutama dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
4.
Kompetensi Profesional
Dasar
profesional merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki seseorang
guru.
·
PENGUASAAN BAHAN BIDANG STUDI
Kompetensi pertama yang
harus dimiliki seorang guru adalah penguasaan bahan bidang studi. Penguasaan
ini menjadi landasan pokok untuk keterampilan mengajar. Ada dua hal dalam
menguasai bahan bidang studi:
1. Menguasai
bahan bidang studi dan kurikulum sekolah
Untuk
menguasai bahan bidang studi dan kurikuluni sekolah dapat dilakukan dengan
cara:
a. mengkaji
bahan kurikulum bidang studi;
b. mengkaji
isi buk-u-buku teks bidang studi yang bersangkutan;
c. melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang disarankan dalam kurikulum bidang studi yang
bersangkutan.
2. Menguasai
bahan pendalaman/aplikasi bidang studi. Hal ini dengan cara:
a. mempelajari
ilmu yang relevan;
b. mempelajari
aplikasi bidang ilmu ke dalani bidang ilmu lain (untuk program-program studi
tertentu);
c. mempelajari
cara menilai kurikulum bidang studi.
·
PENGELOLAAN PROGRAM BELAJAR MENGAJAR
Kemampuan mengelola
program belajar mengajar mencakup kemampuan merumuskan tujuan instruksional,
kemampuan mengenal dan menggunakan metode mengajar, kemampuan memilih dan
menyusun prosedur instruksional yang tepat, kemampuan melaksanakan program
belajar mengajar, kemampuan mengenal potensi (entry behavior) peserta didik, serta kemampuan merencanakan dan
melaksanakan pengajaran remedial.
·
PENGELOLA KELAS
Kemampuan ini
menggambarkan keterampilan guru dalam merancang, menata dan mengatur
sumber-sumber belajar, agar tercapai suasana pengajaran yang efektif dan
efisien. Jenis kemampuan yang perlu
dimiliki guru adalah:
1. Mengatur
tata ruang kelas untuk pengajaran
Kemampuan
ini dapat dikuasai dengan cara berikut ini.
a.
Mempelajari macam-macam pengaturan
tempat duduk dan setting ruangan kelas sesuai dengan tujuan-tujuan
instruksional yang hendak dicapai, serta
b. Mempelajari
kriteria penggunaan macam-macam pengaturan tempat duduk dan setting ruangan.
2.
Menciptakan iklim belajar mengajar yang
kondusif
Kemampuan
ini dapat dikuasai dengan cara berikut ini.
a.
Mempelajari faktor-faktor yang mengganggu
iklim belajar mengajar yang kondusif.
b.
Mempelajari strategi dan prosedur
pengelolaan kelas yang bersifat preventif.
c.
Menggunakan strategi dan prosedur
pengelolaan kelas yang bersifat preventif.
d.
Menggunakan prosedur pengelolaan kelas
yang bersifat kuratif.
·
PENGELOLAAN DAN PENGGUNAAN MEDIA SERTA
SUMBER BELAJAR
Kemampuan ini pada
dasarnya merupakan kemampuan menciptakan kondisi belajar yang merangsang agar
proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan elisien.
·
PENGUASAAN LANDASAN-LANDASAN KEPENDIDIKAN
Kemampuan
menguasai landasan-landasan kependidikan berkaitan dengan kegiatan sebagai
berikut:
1.
Mempelajari konsep dan masalah
pendidikan dan pengajaran dengan sudut tinjauan sogiologis, filosofis, historis
dan psikologis.
2.
Mengenal fungsi sekolah sebagai lembaga
sosial yang secara potensial dapat memajukan masyarakat dalam arti luas serta
pengaruh timbal balik antar sekolah dan masyarakat.
3.
Mengenal karakteristik peserta didik
baik secara fisik maupun psikologis.
·
MAMPU MENILAI PRESTASI BELAJAR MENGAJAR
Kemampuan menilai
prestasi belajar mengajar perlu dimiliki oleh guru. Kemampuan yang dimaksud
adalah kemampuan mengukur perubahan tingkah laku peserta didik dan kemampuan
mengukur kemahiran dirinya dalam mengajar dan dalam membuat program. Dalam setiap pekerjaan evaluasi ada tiga
sasaran yang hendak dicapai, yaitu:
1. prestasi
berupa pernyataan dalam bentuk angka dan nilai tingkah laku,
2. prestasi
mengajar berupa pernyataan lingkungan yang mengamatinya melalui penghargaan
atas prestasi yang dicapainya, serta
3. keunggulan
program yang dibuat guru, karena relevan dengan kebutuhan peserta didik dan
lingkungannya.
Beberapa kegiatan yang
dapat dilakukan guru dalam menilai prestasi peserta didik untuk kepentingan
pengajaran adalah sebagai berikut.
1. Mempelajari
fungsi penilaian.
2. Mempelajari
bermacam-macam teknik dan prosedur penilaian.
3. Menyusun
teknik dan prosedur penilaian.
4. Mempelajari
kriteria pemilihan teknik dan prosedur penilaian.
5. Menggunakan
teknik dan prosedur penilaian.
6. Mengolah
dan menginterpretasi hasil penilaian.
7. Menggunakan
hasil-hasil penilaian untuk perbaikan proses belajar mengajar.
8. Menilai
teknik dan prosedur penilaian.
9. Menilai
keefektifan program pengajaran.
·
MEMAHAMI PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN
LEMBAGA DAN PROGRAM PENDIDIKAN DI SEKOLAH
Menurut Nawawi (1989),
diharapkan guru membantu kepada sekolah dalam menghadapi berbagai kegiatan
pendidikan lainnya yang digariskan dalam kurikulum, guru perlu memahami pula
prinsip-prinsip dasar tentang organisasi dan pengelolaan sekolah, bimbingan dan
penyuluhan termasuk bimbingan karier, program kokurikuler dan ekstrakurikuler,
perpustakaan sekolah serta hal-hal yang terkait.
·
MENGUASAI METODE BERPIKIR
Metode dan pendekatan
setiap bidang studi berbeda-beda. Menurut Reynold (1990) metode dan pendekatan
berpikir keilmuan bermuara pada titik tumpu yang sama. Oleh karena itu, untuk
dapat menguasai metode dan pendekatan bidang-bidang studi, guru harus menguasai
metode berpikir ilmiah secara umum.
·
MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAN MENJALANKAN
MISI PROFESIONAL
Ilmu pengetahuan dan
teknologi terus berkernbang untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Guru harus terus-menerus mengembangkan dirinya agar
wawasannya menjadi luas sehingga dapat mengikuti perubahan dan perkembangan
profesinya yang didasari oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
tersebut.
·
TERAMPIL MEMBERIKAN BANTUAN DAN
BIMBINGAN KEPADA PESERTA DIDIK
Bantuan dan bimbingan
kepada peserta didik sangat diperlukan agar peserta didik dapat mengembangkan
kemampuannya melalui proses belajar mengajar di kelas.
Ada dua hal yang perlu
dimiliki dalam memberikan bantuan dan bimbingan kepada peserta didik.
1.
Mengenal fungsi dan program layanan dan
penyuluhan di sekolah, yang dapat dilakukan dengan cara:
a. mempelajari
fungsi bimbingan dan penyuluhan di sekolah.
b. mempelajari
program layanan bimbingan di sekolah.
c. mengkaji
persamaan dan perbedaan fungsi, kewenangan, serta tanggung jawab antarguru dan
pembimbing di sekolah.
2.
Menyelenggarakan program layanan
bimbingan di sekolah, hal ini dilakukan dengan cara:
a. mengidentifikasi
kesulitan-kesulitan yang dihadapi murid di sekolah,
b. menyelenggarakan
program layanan bimbingan di sekolah, terutama bimbingan belajar.
·
MEMILIKI WAWASAN TENTANG PENELITIAN
PENDIDIKAN
Guru perlu mengikuti
perkembangan yang terjadi dalani dunia pendidikan dan pengajaran, terutarna
hal-hal yang menyangkut pelaksanaan tugas-tugas pokoknya di sekolah. Setiap
guru perlu memiliki kemampuan untuk memahami hasil-hasil penelitian itu dengan
tepat sehingga mereka perlu memiliki wawasan yang memadai tentang
prinsip-prinsip dasar dan cara-cara melaksanakan penelitian pendidikan.
Kegiatan yang dapat
dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut.
1.
Mempelajari dasar-dasar penggunaan
metode ilmiah dalam penelitian pendidikan.
2.
Mempelajari teknik dan prosedur
penelitian pendidikan terutama sebagai konsumen hasil-hasil penelitian
pendidikan.
3.
Menafsirkan hasil-hasil penelitian untuk
perbaikan pengajaran.
4.
Mampu menyelenggarakan penelitian
sederhana untuk keperluan pengajaran.
Perkembangan ilmu dan
teknologi sangat dipengaruhi oleh hasil-hasil penelitian. Penelitian sederhana
yang dilakukan oleh guru itu mencakup pengamatan kelas pada waktu mengajar,
mengidentifikasi faktor-faktor khusus yang mempengaruhi kelancaran proses
belajar mengajar dan mempengaruhi basil belajar, menganalisis alat penilaian
untuk mengembangkannya secara lebih efektif.
·
MAMPU MEMAHAMI KARAKTERISTIK PESERTA
DIDIK
Guru dituntut memiliki
pemahaman yang lebih mendalam tentang ciri-ciri dan perkembangan peserta didik,
lalu menyesuaikan bahan yang akan diajarkan sesuai dengan karakteristik peserta
didik.
·
MEMILIKI WAWASAN TENTANG INOVASI
PENDIDIKAN
Seorang guru diharapkan
berperan sebagai inovator atau agen perubahan maka guru perlu memiliki wawasan
yang memadai mengenai berbagai inovasi dan teknologi pendidikan yang pernah dan
mungkin dikembangkan pada jenjang pendidikan, M.C. Ryan (1990). Wawasan ini
perlu dimiliki agar dalam melaksanakan tugasnya mereka tidak cenderung
bertindak secara rutin, tetapi selalu memikirkan cara-cara baru yang mungkin
dapat diterapkan di sekolah, yang sekaligus dapat meningkatkan kegairahan kerja
mereka.
·
BERANI MENGAMBIL KEPUTUSAN
Guru harus memiliki
kemampuan mengambil keputusan pendidikan agar ia tidak terombang-ambing dalam
ketidakpastian. Semua tindakannya akan memberikan dampak tersendiri bagi
peserta didik sehingga apabila guru berani mengambil tindakan kependidikan,
siswa akan menjadi korban kebimbangan.
·
MEMAHAMI KURIKULUM DAN PERKEMBANGANNYA
Salah satu tugas guru
adalah melaksanakan kurikulum dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, guru
perlu memahami konsep-konsep dasar dan langkah-langkah pokok dalam pengembangan
kurikulum.
·
MAMPU BEKERJA BERENCANA DAN TERPROGRAM
Guru dituntut untuk
dapat bekerja teratur, tahap demi tahap, tanpa menghilangkan kreativitasnya.
Rencana dan program tersebut akan menjadi pola kerja guru sehingga tahap
pencapaian pcndidikan dapat dinilai dan dijadikan umpan balik bagi kelanjutan
peningkatan tahap pendidikan. Keteraturan dan keterlibatan kerja ini pun akan
memberikan warna dalam proses pendidikan atau proses belajar mengajar. Dengan
urutan pekerjaan yang jelas, guru dapat disiplin dalam bertindak, berpakaian
dan berkarya.
·
MAMPU MENGGUNAKAN WAKTU SECARA TEPAT
Makna tepat waktu di
sini bukan sekadar masuk dan keluar kelas tepat pada waktunya, melainkan juga
guru harus pandai membuat program kegiatan dengan durasi dan frekuensi yang
tepat sehingga tidak membosankan. Karakteristik ini juga hanya dapat dipakai melalui
praktik pembinaan yang cukup banyak dan pengetahuan yang baik hanya sebatas
pengetahuan yang akan disajikan kepada guru.
MENCIPTAKAN PENGAJARAN YANG KREATIF
DAN MENYENANGKAN
Pembelajaran merupakan suatu proses
yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Dalam
pembelajaran , guru berhadapan dengan sejumlah peserta didik dengan berbagai
macam latar belakang, sikap, dan potensi, yang kesemuanya itu berpengaruh
terhadap kebiasaannya dalam mengikuti pembelajaran. Misalnya masih banyak
peserta didik kurang bernafsu untuk belajar dan membolos terutama pada mata
pelajaran, dan guru yang menurut mereka sulit atau menyulitkan. Untuk
kepentingan tersebut guru dituntut membangkitkan motivasi belajar peserta
didik. Karena motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran. Peserta didik yang memiliki motivasi belajar yang tinggi
akan belajar dengan sungguh-sungguh.
Untuk membangkitkan motivasi belajar
peserta didik, setiap guru sebaiknya memiliki rasa ingin tahu, mengapa dan
bagaimana anak belajar dan menyesuaikan dirinya dengan kondisi-kondisi belajar
dalam lingkungannya. Guru juga sebaiknya mampu untuk menciptakan pembelajaran
yang kreatif dan menyenangkan.
Untuk menciptakan pembelajaran yang
kreatif dan menyenangkan diperlukan berbagai keterampilan, diantaranya
keterampilan mengajar. Keterampilan mengajar yang sangat berperan dan
menentukan kualitas pembelajaran, yaitu keterampilan bertanya, memberi
penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran,
membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, serta mengajar kelompok
kecil dan perorangan.
Setiap keterampilan mengajar memiliki komponen dan prinsip-prinsip dasar tersendiri. Keterampilan mengajar tersebut dan cara menggunakannya agar tercipta pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan adalah sebagai berikut:
Setiap keterampilan mengajar memiliki komponen dan prinsip-prinsip dasar tersendiri. Keterampilan mengajar tersebut dan cara menggunakannya agar tercipta pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan adalah sebagai berikut:
A. Menggunakan keterampilan bertanya
Keterampilan bertanya sangat perlu
untuk dikuasai oleh guru, karena hampir dalam setiap tahap pembelajaran guru
dituntut untuk mengajukan pertanyaan, dan kualitas pertanyaan yang diajukan
guru akan menentukan kualitas jawaban peserta didik. Secara universal guru akan
selalu menggunakan keterampilan bertanya kepada siswanya. Cara bertanya untuk
seluruh kelas, untuk kelompok, atau untuk individu memiliki pengaruh yang
sangat berarti, tidak hany apada hasil belajar siswa, tapi juga pada situasi
kelas baik sosial maupun emosional.
Keterampilan bertanya yang perlu
dikuasai oleh guru meliputi keterampilan
bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjutan.
1. Keterampilan bertanya Dasar.
Kelancaran bertanya merupakan jumlah pertanyaan yang
secara logis dan relevan diajukan guru kepada siswa di dalam kelas. Menurut
Djamaraah(2005: 100) dikatakan bahwa kelancaran bertanya sangat diperlukan bagi
guru di dalam proses belajar mengajar. Komponen yang penting dalam bertanya
antara lain adalah harus jelas dan ringkas. Selain itu, menstruktur pertanyaan
juga perlu diperhatikan. Pemberian waktu untuk berpikir setelah guru bertanya
juga merupakan faktor penting. Secara singkat, keterampilan bertanya dasar
meliputi :
a.
Pertanyaan yang jelas dan singkat.
b.
Penyusunan kata-kata yang tepat dan mudah dcerna oleh
siswa.
c.
Pemberian acuan yaitu sebelum mengajukan pertanyaan
guru perlu memberikan acuan berupa penjelasan singkat yang berisi informasi
yang sesuai dengan jawaban yang diharapkan,
d.
Memusatkan perhatian; pertanyaan juga dapat digunakan
untuk memusatkan perhatian peserta didik
e.
Memberi giliran dan menyebarkan pertanyaan; guru
hendaknya berusaha agar semua peserta didik mendapat giliran dalam menjawab
pertanyaan, dan yang lebih penting adalah memberikan kesempatan berpikir kepada
peserta didik sebelum menjawab pertanyaan yang diajukan.
f.
Hangat dan antusias, yakni guru menggunakan variasi
pemberian penguatan, baik verbal maupun nonverbal dalam bertanya.
g.
Prompting, yakni cara yang dilakukan guru untuk
menuntun siswa memberikan jawaban dengan baik dan benar atas pertanyaan yang
guru ajukan.
h.
Dan guru harus membiasakan diri untuk menghindari
hal-hal seperti mengulangi pertanyaan sendiri, mengulangi jawaban siswa,
menjawab pertanyaan sendiri dan meminta jawaban serentak.
2. Keterampilan bertanya lanjutan
Masalah-masalah yang muncul pada waktu yang akan
datang, sebaiknya dapat diantisipasi sesegera mungkin. Dalam hal ini, guru
harus dapat mengembangkan keterampilan siswa dalam meningkatkan kemampuan
berfikir kognitif dan mengevaluasinya. Dengan teknik bertanya melacak, guru
akan mendapat manfaat khusus dalam hubungannta dengan pertanyaan kognitif
tingkat tinggi. bertanya melacak akan meningkatkan respon siswa dengan
menyediakan pertanyaan yang tingkat kesukarannya lebih tinggi, cermat, membantu
dan relevan. Secara singkat, kemampuan bertanya lanjut meliputi :
a.
Pengubahan tuntunan tingkat kognitif yaitu guru
hendaknya mampu mengubah pertanyaan dari hanya sekadar mengingat fakta menuju
pertanyaan aspek kognitif lain seperti penerapan, analisis, sintesis dan
evaluasi.
b.
Pengaturan urutan pertanyaan yaitu pertanyaan yang
diajukan hendaknya mulai dari yang sederhana menuju yang paling kompleks secara
berurutan(pertanyaan melacak).
c.
Pemberian waktu kepada siswa sehingga siswa dapat mengembangkan jawabannya
lebih jauh setelah berfikir sejenak.
d.
Peningkatan terjadinya interaksi yaitu guru hendaknya
menjadi dinding pemantul. Jika ada peserta didik yang bertanya, guru tidak
menjawab secara langsung, tetapi dilontarkan kembali ke seluruh peserta didik
untuk didiskusikan.
B. Memberi penguatan
Penguatan
merupakan respons terhadap suatu perilaku yang dapat menimbulkan kemungkinan
terulangnya kembali perilaku tersebut. Penguatan dapat dilakukan secara verbal
berupa kata-kata dan kalimat pujian dan secara non verbal yang dilakukan dengan
gerakan mendekati peserta didik dan kegiatan yang menyenangkan. Penguatan
bertujuan untuk meningkatkan perhatian peserta didik terhadap pembelajaran,
merangsang dan meningkatkan motivasi belajar, mengontrol dan mengubah tingkah
laku siswa yang mengganggu dan meningkatkan cara belajaar yang produktif,
mengembangkan kepercayaan diri siswa untuk lebih mandiri dalam belajar, dan
mengarahkan siswa untuk berfikir inovatif(Djaramarah, 2005: 118).
Dalam
memberikan penguatan, diperlukan pengunaan komponen keterampilan yang tepat.
Komponen-komponen tersebut yakni :
a.
Penguatan verbal yakni pujian atau dorongan oleh guru
untuk respon atau tingkah laku siswa.
b.
Penguatan gestural, yakni tambahan bagi penguatan
verbal dimana pujian yang diberikan isertai dengan mimik yang cerah seperti
senyum, acungan jempol dsb.
c.
Penguatan kegiatan, yakni penguatan dalam bentuk
kegiatan dimana terjadi bila guru memberikan tugas.
d.
Penguatan mendekati, yakni penguatan yang ditandai
oleh perhatian oleh guru dan secara fisik guru tertarik dan mendekati siswa
nya.
e.
Penguatan sentuhan, yakni penguatan yang ditandai
adanya kontak fisik yang diberikan oleh guru kepada siswanya seperti menepuk
bahu, berjabat tangan, dsb.
f.
Penguatan tanda, yakni penguatan yang ditandai dengan
simbol, seperti ijazah, sertifikat, piala, dsb.
Ada beberapa
model penguatan seperti penguatan seluruh kelompok, penguatan yang ditunda,
penguatan partial, dan penguatan peorangan. Diperlukan komponen-komponen
penguatan untuk menerapkan model-model penguatan ini. Selain itu, ada beberapa
prinsip yang harus diperhatiak oleh guru dalam memberikan penguatan kepada
siswanya, yakni harus hangat dan antusias, menghindari penggunaan penguatan
negatif, penggunaan yang bervariasi, dan harus memiliki makna yang mendalam.
C. Mengadakan variasi
Mengadakan
variasi merupakan keterampilan yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran
untuk mengatasi kebosanan peserta didik, agar selalu antusias, tekun , dan
penuh partisipasi. Variasi dalam kegiatan pembelajaran meliputi;
1.
Variasi dalam gaya mengajar misalnya variasi suara,
gerakan badan dan mimik, mengubah posisi, dan mengadakan kontak pandang dengan
peserta didik.
2.
Variasi dalam penggunaan media dan sumber belajar
misalnya variasi alat dan bahan yang dapat dilihat, penggunaan sumber belajar
yang ada di lingkungan sekitar.
3.
Variasi dalam pola interaksi misalnya dalam
mengelompokkan peserta didik, tempat kegiatan pembelajaran, dan dalam
pengorganisasian pesan ( deduktif dan induktif).
Apabila
ketiga komponen diatas dikombinasikan penggunaannya atau secara terintegrasi,
maka akan meningkatkan perhatian siswa dan menumbuhkan motivasi belajar siswa.
Keterampilan mengadakan variasi ini lebih luas penggunaanya daripada
keterampilan yang lainnya, karena merupakan keterampilan campuran dengan
keterampilan lainnya. Adapun tujuan
penggunaan variasi belajar ini menurut Djamarah ( 2005: 124) adalah sebagai
berikut:
a.
Meningkatkan dan memelihara perhatian anak didik.
b.
Meningkatkan motivasi dan rasa ingin tahu terhadap
hal-hal baru.
c.
Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah
d.
Memberi pilihan dan fasilitas dalam belajar
individual.
e.
Memberikan pengalaman yang menarik kepada siswa
Sedangkan
komponen-komponen variasi antara lain :
a.
Variasi mengajar yang meliputi variasi suara,
penekanan, pemberian waktu, kontak pandang, gerakan anggota badab(gesture) dan
perpindahan posisi.
b.
Variasi media dan bahan ajar yang meliputi variasi
media pandang, variasi media dengar, variasi media taktil, dan variasi
interaksi.
D. Keterampilan Menjelaskan.
Guru
menggunakan istilah menjelaskan untuk penyajian lisan dalam interaksi edukatif.
Proses interaksi edukatif menuntut keterlibatan kemampuan kognitif anak didik
untuk pemahaman. Menurut Djamarh (2005:131), ”penjelasan adalah pemberian
informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan
adanya hubungan sebab akibat, antara yang sudah dialami dan yang belum dialami,
antara generalisai dan konsep, atau sebaliknya.”
Tujuan dari
memberikan penjelasan sendiri antara lain adalah sebagai berikut :
a.
membimbing anak didik untuk memahami hukum, dali,
fakta dan prinsip secara objektif dan benar.
b.
Melibatkan anak didik untuk berfikir memcahkan
masalah.
c.
Mendapatkan umpan balik dri anak didik berupa
pemahaman yang sudah benar
d.
Dan memibimbing anak didik untuk menghayati dan
mendapatkan proses penalaran dan menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan
masalah.
Dan beberapa
alasan mengapa seorang guru sangat penting untuk menguasai keterampilan
menjelaskan adalah :
a.
Meningkatkan keefektifan pembicaraan agar benar-benar
menjadi penjelasan yang bermakna bagi anak didik karena pada umumnya guru lebih
banyak berbicara ketimbang anak didiknya.
b.
Pemahaman anak didik sangat penting.
c.
Tidak semua anak didik dapat menggali sendiri
pengetahuan dari buku.
d.
Kurangny sumber yang tersedia yang dapat dimanfaatkan
oleh anak didik.
Adapun penggunaan
penjelasan dalam pembelajaran memiliki beberapa komponen yang harus
diperhatikan, yaitu:
1.
Perencanaan meliputi isi pesan yang akan disampaikan
harus sistematis dan mudah dipahami oleh peserta didik dan dalam memberikan
penjelasan harus mempertimbangkan kemampuan dan pengetahuan dasar yang dimiliki
oleh peserta didik.
2.
Penyajian dapat menggunakan pola induktif yaitu
memberikan contoh terlebih dahulu kemudian menarik kesimpulan umum dan pola
deduktif yaitu hukum atau rumus dikemukakan lebih dahulu lalu diberi contoh
untuk memperjelas rumus dan hukum yang telah dikemukakan.
E. Membuka dan menutup pelajaran
Membuka dan
menutup pelajaran yang dilakukan secara profesional akan memberikan pengaruh
positif terhadap kegiatan pembelajaran. Membuka pelajaran merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan kesiapan mental dan menarik
perhatian peserta didik secara optimal, agar mereka memusatkan diri sepenuhnya
pada pelajaran yang akan disajikan. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai
hal tersebut adalah:
1.
Menghubungkan materi yang telah dipelajari dengan
materi yang akan disajikan
2.
Menyampaikan tujuan (kompetensi dasar) yang akan
dicapai.
3.
Menyampaikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan
tugas-tugas yang harus diselesaikan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
4.
Mendayagunakan media dan sumber belajar yang sesuai
dengan materi yang akan disajikan.
5.
Mengajukan pertanyaan, baik untuk mengetahui pemahaman
peserta didik terhadap pelajaran yang telah lalu maupun untuk menjajaki
kemampuan awal berkaitan dengan bahan yang akan dipelajari.
Menutup
pelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui pencapai
tujuan dan pemahaman peserta didik terhadap materi yang dipelajari serta
mengakhiri kegiatan pembelajaran. Untuk menutup pelajaran kegiatan-kegiatan
yang dapat dilakukan adalah:
1.
Menarik kesimpulan mengenai materi yang telah
dipelajari (kesimpulan bisa dilakukan oleh guru, oleh peserta didik, atau
permintaan guru, atau oleh peserta didik bersama guru).
2.
Mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengukur tingkat
pencapaian tujuan dan keefektifan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
3.
Menyampaikan bahan-bahan pendalaman yang harus
dipelajari dan tugas-tugas yang harus dikerjakan (baik tugas individu maupun
tugas kelompok) sesuai dengan materi yang telah dipelajari.
4.
Memberikan post tes baik secara lisan, tulisan, maupun
perbuatan.
F. Membimbing diskusi kelompok kecil
Yang
dimaksud dengan diskusi kelompok kecil adalah suatu proses yang teratur yang
melibatkan sekelompok individu dalam suatu interaksi antar muka secara
kooperatif untuk tujuan membagi informasi, membuat keputusan, dan memecahkan
masalah. Ada beberapa kelebihan dalam melaksanakan diskusi kelompok kecil ini
antara lain :
a.
Kelompok memiliki sumber yang lebih banyak daripada
individu.
b.
Anggota kelompok bisa saling memotivasi dan masukan
satu dengan yang lainnya
c.
Kelompok kecil dapat menghasilkan keputusan yang lebih
baik karena berdiskusi terlebih dahulu dengan teman kelompoknya.
d.
Anggota kelompok memiliki ikatan yang kuat terhadap
keputusan yang diambil
e.
Partisipasi dalam kelompok meningkatkan rasa saling
pengertian antar individu dalam satu kelompok.
Namun, juga
terdapat beberapa keterbatasan dalam melakukan diskusi kelompok kecil ini,
antara lain :
a.
Diskusi memakan waktu yang lebih lama.
b.
Diskusi dapat memboroskan waktu yang ada.
c.
Diskusi dapat menekan pendirian seseorang.
Oleh karena
itu, hal-hal yang perlu dipersiapkan guru agar diskusi kelompok kecil dapat
digunakan secara efektif dalam pembelajaran adalah:
1.
Pembentukan kelompok secara tepat.
2.
Memberikan topik yang sesuai.
3.
Pengaturan tempat duduk yang memungkinkan semua
peserta didik dapat berpartisipasi secara aktif.
G. Mengelola kelas
Pengelolaan
kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang
kondusif, dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran.
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kelas adalah;
kehangatan dan keantusiasan, tantangan, bervariasi, luwes, penekanan pada
hal-hal positif, dan penanaman disiplin diri.
Keterampilan
mengelola kelas memiliki komponen sebagai berikut:
1.
Penciptaan dan pemeliharaan iklim pembelajaran yang
optimal
a.
Menunjukkan sikap tanggap dengan cara; memandang
secara seksama, mendekati, memberikan pernyataan dan memberi reaksi terhadap
gangguan di kelas.
b.
Memberi petunjuk yang jelas.
c.
Memberi teguran secara bijaksana.
d.
Memberi penguatan ketika diperlukan.
2.
Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian
kondisi belajar yang optimal.
a.
Modifikasi perilaku yaitu mengajarkan perilaku yang
baru dengan contoh dan pembiasaan, meningkatkan perilaku yang baik dengan
penguatan, dan mengurangi perilaku buruk dengan hukuman.
b.
Pengelolaan kelompok dengan cara; peningkatan kerja
sama dan keterlibatan, menangani konflik dan memperkecil masalah yang timbul.
c.
Menemukan dan mengatasi perilaku yang menimbulkan
masalah, misalnya mengawasi secara ketat, mendorong peserta didik untuk
mengungkapkan perasaannya, menjauhkan benda-benda yang dapat mengganggu
konsentrasi, dan menghilangkan ketegangan dengan humor.
DAFTAR PUSTAKA
Asril, Zainal.
2010. Micro Teaching.. Jakarta. PT
Raja Grafindo Persada
Bafadal,
Ibrahim. 2004. Peningkatan
profesionalisme guru sekolah dasar. Bumi Aksara.Jakarta.
Djamarah,
Syaiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik
dalam Interaksi Edukatif. Jakarta. PT
Rineka Cipta.
Fathurrohman,
Pupuh. Sutikno, Sobri. 2007. Strategi
Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep
Umum dan Konsep Islami. Bandung. Refika Adhitama.
Kunandar.2007.
Guru profesional Implementasi Kurikulum
Tingkat satuan pendidikan(KTSP) dan
sukses dalam sertifikasi guru. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.
Majid,
Abdul. 2005. Perencanaan Pembelajaran. Bandung.
PT Remaja Rosdakarya
Makalah Kelompok 1 dan 2 tugas Profesi Kependidikan
Tahun 2010 tentang Kompetensi Pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial dan Profesional
Mulyasa. E. 2007. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung. PT. Remaja
Rosdakarya.
Satori, Djam’an. 2005. Profesi Keguruan. Jakarta. Universitas Terbuka.
Skirpsi Dian Maya Shofiana. 2008. Profesionalisme
Guru dan Hubungannya dengan Prestasi Belajar Siswa
di MTS AL-JAMII.AH TEGALLEGA CIDOLOG
SUKABUMI. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar