Rabu, 23 Mei 2012

Kriteria Guru Profesional


PENGERTIAN PROFESIONAL GURU DAN GURU PROFESIONAL.
Profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya bidang pekerjaan yang ditekuni oleh seseorang. Menurut Webstar dalam Kunandar (2007:45) dikatakan bahwa profesi  adalah pekerjaan tertentu yang memerlukan pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis. Jadi bisa disimpulkan bahwa profesi adalah pekerjaan yang memerlukan keahlian atau skill tertentu. Sedangkan profesional menurut UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan Dosen) dalam Kunandar (2007:45) adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, dan kecakapan yang memenuhi standar kualitas dan melalui proses pendidikan profesi sebelumnya.
Jadi bisa disimpulkan pula bahwa profesional adalah kondisi, arah, nilai, tujuan, dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan yang berkaitan dengan mata pencaharian seseorang. Maka pengertian Profesionalisme guru adalah kondisi, arah, nilai, tujuan dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencaharian. Bila ditinjau secara lebih dalam, terdapat beberapa karakteristik profesionalisme guru. Rebore (1991) dalam Blog AkhmadSudrajat.Wordpress.com mengemukakan enam karakteristik profesionalisme guru, yaitu: (1) pemahaman dan penerimaan dalam melaksanakan tugas, (2) kemauan melakukan kerja sama secara efektif dengan siswa, guru, orang tua siswa, dan masyarakat, (3) kemampuan mengembangkan visi dan pertumbuhan jabatan secara terus menerus, (4) mengutamakan pelayanan dalam tugas, (5) mengarahkan, menekan dan menumbuhkan pola perilaku siswa, serta (6) melaksanakan kode etik jabatan.
Sedangkan perihal Guru Profesional telah banyak dikemukakan oleh para pakar manajemen pendidikan, seperti Rice dan Bishoprick dalam Bafadal (2004: 5) mengatakan bahwa guru profesional adalah guru yang mampu mengelola dirinya sendiri dalam melaksanakan tugas-tugasnya seharihari. Lebih lanjut dikatakan oleh Glickman dalam Bafadal (2010:5), seorang guru dikatakan profesional jika memiliki kemampuan tinggi (high level of abstract) dan motivasi kerja tinggi(high level of commitment). Tingkat komitmen guru terbentang dalam satu garis kontinum, bergerak dari yang paling rendah menuju ke yang paling tinggi. Masih menurut Glickman dalam Bafadal (2010:5), guru yang memiliki tingkat abstraksi yang paling tinggi adalah guru yang mampu mengelola tugas, menemukan berbagai permasalahan dalam tugas, dan mampu secara mandiri memecahkannya. Begitu banyak teori tentang guru profesional yang pernah dikedepankan oleh pakar manajemen pendidikan. Jadi guru profesional itu sendiri bisa disimmpulkan sebagai guru yang berkualitas, berkompetensi,berkomitmen, berkemampuan tinggi dan guru yang dikehendaki untuk mendatangkan prestasi belajar serta mampu mempengaruhi proses belajar mengajar siswa, yang nantinya akan menghasilkan prestasi belajar siswa yang lebih baik.

KEMAMPUAN DASAR PROFESIONALISME GURU.
Sebagai seorang pendidik, guru bertugas mengajar dan menanamkan nilai-nilai dan sikap kepada siswanya. Untuk melaksanakan tugas nya tersebut, diperlukan berbagai kemampuan dan kepribadian. Menurut Kunandar ( 2007: 63-67), Kemampuan dasar Profesionalisme guru antara lain sebagai berikut :
1.      Menguasai Bahan.
a.       Menguasai bahan mata pelajaran dan kurikulum sekolah
Pengalaman belajarnya adalah :
·         Mengkaji bahan kurikulum mata pelajaran.
·         Mengkaji isi buku teks mata pelajaran yang bersangkutan.
·         Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang disarankan dalam kurikulum mata pelajaran yang bersangkutan.
b.      Menguasai bahan pendalaman/ aplikasi pelajaran.
Pengalaman belajarnya adalah :
·         Mempelajari ilmu yang relevan.
·         Mempelajari aplikasi bidang ilmu ke dalam bidang ilmu yang lain(untuk program study tertentu)
·         Mempelajari cara menilai kurikulum mata pelajaran.
2.      Mengelola program belajar.
a.       Merumuskan tujuan instruktusional.
Pengalaman belajarnya adalah :
·         Mengkaji kurikulum mata pelajaran.
·         Mempelajari ciri-ciri rumusan tujuan instruktusional.
·         Mempelajari tujuan isntruktusional mata pelajaran yang bersangkutan.
·         Merumuskan tujuan instruktusional mata pelajaran yang bersangkutan.
b.      Mengenal dan dapat menggunakan metode mengajar.
Pengalaman belajarnya adalah :
·         Mempelajari macam-macam metode mengajar.
·         Menggunakan macam-macam metode mengajar.
c.       Memilih dan menyusun prosedur instruktusional yang tepat.
Pengalaman belajarnya adalah :
·         Mempelajari kriteria pemilihan materi dan prosedur mengajar.
·         Menggunakan kriteria pemilihan materi dan prosedur mengajar.
·         Merencanakan program pengajaran.
·         Menyusun satuan pelajaran.
d.      Melaksanakan program belajar mengajar.
Pengalaman belajarnya adalah :
·         Mempelajari fungsi dan peran guru dalam instruksi belajar mengajar.
·         Mengguanakan alat bantu kriteria pemilihan materi dan prosedur mengajar.
·         Mengguanakan lingkungan sebagai sumber belajar.
·         Memonitor proses belajar siswa.
·         Menyesuaikan rencana program pengajaran dengan situasi kelas.
e.       Mengenal kemampuan anak didik.
Pengalaman belajarnya adalah :
·         Mempelajari faktor-faktor yang memengaruhi pencapaian prestasi belajar
·         Mempelajari prosedur dan teknik mengidentifikasi kemampuan siswa.
·         Menggunakan prosedur dan teknik mengidentifikasi kemampuan siswa.
f.       Merencanakan dan melaksanakan pengajaran remedial.
Pengalaman belajarnya adalah :
·         Mempelajari faktor-faktor penyebab kesulitan belajar.
·         Mendiagnosis kesulitan belajar.
·         Menyusun pengajaran remedial.
·         Melaksanakan pengajaran remedial.
3.      Mengelola Kelas.
a.       Mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran.
Pengalaman belajarnya adalah :
·         Mempelajari macam-macam pengaturan tempat duduk dan setting ruang kelas sesuai dengan tujuan instruksional yang hendak dicapai.
·         Mempelajari kriteria penggunaa macam-macam pengaturan tempat duduk dan setting ruangan.
b.      Menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi.
Pengalaman belajarnya adalah :
·         Mempelajari faktor-faktor yang mengganggu iklim belajar mengajar yang serasi
·         Mempelajari prosedur dan strategi pengelolaan kelas yang bersifat preventif.
·         Menggunakan strategi dan prosedur pengelolaan kelas yang bersifat preventif.
·         Menggunakan prosedur pengelolaan kelas yang bersifat kuratif.
4.      Menggunakan media sumber.
a.       Mengenal, memilih dan menggunakan media.
Pengalaman belajarnya adalah :
·         Mempelajari macam-macam media pendidikan
·         Mempelajari kriteria pemilihan media pendidikan
·         Menggunakan media pendidikan
·         Merawat alat bantu belajar mengajar.
b.      Membuat alat-alat bantu pelajaran sederhana.
Pengalaman belajarnya adalah :
·         Mengenali bahan-bahan yang tesedia di lingkungan sekolah untuk membuat alat0alat bantu.
·         Mempelajari perkakas untuk membuat alat-alat bantu mengajar.
·         Menggunakan perkakas untuk membuat alat-alat bantu mengajar.
c.       Menggunakan dan mengelola laboratorium dalam rangka proses belajar mengajar.
Pengalaman belajarnya adalah :
·         Mempelajari cara-cara menggunakan laboratorium
·         Mempelajari cara-cara dan aturan pengalaman kerja di laboratorium.
·         Berlatih mengatur tata ruang laboratorium
·         Mempelajari cara merawat dan menyimpan alat-alat.
d.      Mengembangkan laboratorium
Pengalaman belajarnya adalah :
·         Mempelajari fungsi laboratorium dalam proses belajar mengajar.
·         Mempelajari kriteria pemilihan alat
·         Mempelajari berbagai desain laboratorium
·         Menilai keefektifan kegiatan laboratorium
·         Mengembangkan eksperimen baru.
e.       Menggunakan perpustakaan dalam proses belajar mengajar.
Pengalaman belajarnya adalah :
·         Mempelajari fungsi-fungsi perpustakaan dalam proses belajar mengajar.
·         Mempelajari macam=macam sumber perpustakaan.
·         Menggunakan macam-macam sumber perpustakaan.
·         Mempelajari kriteria pemilihan sumber macam-macam sumber perpustakaan.
·         Menilai sumber-sumber perpustakaan.
f.       Menggunakan micro teaching unit dalam proses belajar mengajar.
Pengalaman belajarnya adalah :
·         Mempelajari fungsi meicro teaching dalam proses belajar mengajar.
·         Menggunakan micro teaching unit dalam proses belajar mengajar.
·         Menyusun program micro teaching dengan atau tanpa hardware.
·         Menggunakan program micro teaching dengan atau tanpa hardware.
·         Menilai program dan pelaksanaan micro teaching
·         Mengembangkan program-program terbaru
5.      Menguasai landasan kependidikan.
Pengalaman belajarnya adalah :
·         Mempelajari konsep dan masalah pendidikan dan pengajaran dengan sudut tinjauan osiologis, filosofis, historis dan psikoolgis.
·         Mengenali fungsi sekolah sebagai lembaga sosial yang secara potensial dapat memajukan masyarakat dalam arti lua dan pengaruh timbal balik antara sekolah dan msayarakat.
6.      Mengelola interaksi belajar mengajar.
Pengalaman belajarnya adalah :
·         Mempelajari cara-cara memotivasi siswa untuk belajar.
·         Menggunakan cara-cara memotivasi siswa untuk belajar.
·         Mempelajari macam-macam bentuk pertanyaan.
·         Mengguakan macam-macam bentuk pertanyaan secara teoat.
·         Mempelajari beberapa mekanisme psikologis belajar mengajar disekolah.
·         Mengkaji faktor-faktor positif dan negatif dalam proses belajar.
·         Mempelajari cara-cara berkomunikasi antar pribadi.
·         Menggunakan cara-cara berkomunikasi antar pribadi.
7.      Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran.
Pengalaman belajarnya adalah :
·         Mempelajari fungsi penilaian.
·         Mempelajari bermacam-macam teknik dan prosedur penilaian.
·         Menyusun teknik dan prosedur penilaian.
·         Mempelajari kriteria penilaian teknik dan prosedur penilaian.
·         Menggunakan teknik dan prosedur penilaian.
·         Mengolah dan menginterprestasikan hasil penilaian.
·         Menggunakan hasil penilaian untuk perbaikan proses belajar mengajar.
·         Menilai teknik dan prosedur penilaian.
·         Menilai keefektifan program pengajaran.
8.      Mengenal fungsi dan program pelayanan BP.
a.       Mengenal fungsi dan program pelayan BP di sekolah.
Pengalaman belajarnya adalah :
·         Mempelajari fungsi BP di sekolah.
·         Mempelajari program layanan BP
·         Mengkaji persamaan dan perbedaan fungsi, kewenangan, serta tanggung jawab antara guru dan pembimbing di sekolah.
b.      Menyelenggarakan program layanan BP di sekolah.
Pengalaman belajarnya adalah :
·         Mengidentifikasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa
·         Menyelenggarakan program layan BP di sekolah, terutama bimbingan belajar
9.      Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah.
a.       Mengenal penyelenggaraan adinistrasi sekolah.
Pengalaman belajarnya adalah :
·         Mempelajari struktur organisasi dan administrasi persekolahan.
·         Mempelajari fungsi dan tanggung jawab administrasi guru, kepala sekolah, dan kantor wilayah Depdiknas.
·         Mempelajari peraturan-peraturan kepegawaian pada umumnya dan peraturan kepegawaian guru pada khususnya.
b.      Menyelenggarakan administrasi sekolah.
Pengalaman belajarnya adalah :
·         Menyelenggarakan administrasi sekolah.
·         Mempelajari prinsip-prinsip dan prosedur pengelolaan program akademik.
10.  Memahami prinsip-prinsip dan mentafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.
Pengalaman belajarnya adalah :
·         Mempelajari dasar-dasar penggunaan metode ilmiah dalam penelitian pendidikan
·         Mempelajari teknik dan prosedur penelitian pendidikan, terutama sebagai konsumen hasil-hasil penelititian pendidikan
·         Menafsirkan hasil-hasil penelitian untuk perbaikan pengajaran
Hal yang sama dikemukakan oleh Muhibbin Syah dalam  Fatturohman dan Sutikno ( 2007: 45-46) mengenai sepuluh kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam upaya peningkatan keberhasilan belajar seperti yang tertera di atas.


MACAM-MACAM KOMPETENSI GURU YANG PROFESIONAL.
Sebelum membahas lebih jauh tentang kompetensi seorang guru, terlebih dahulu dibahas tentang hakikat kompetensi seseorang. Salah satu teori yang dapat dijadikan landasan terbentuknya kompetensi seseorang adalah teori medan yang dirintis oleh Kurt Lewin. Dikatakan bahwa seseorang akan memperoleh kompetensi karena medan gravitasi disekitarnya yang turut membentuk potensi seseorang secara individu. Menurut Abdul Majid (2005: 5) dikatakan bahwa kompetensi adalah seperangkat tindakan intelegen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki sseseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidang tertentu. Jadi seseorang memiliki kompetensi apabila dapat melakukan sesuatu. Lalu kompetensi apa sajakah yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional? Ada beberapa kompetensi yang wajib dimiliki oleh seorang guru profesional, yakni :


1.      Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
 Adapun rincian dari kompetensi Pedagogik itu sendiri dijabarkan sebagai berikut:
1.      Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.
·         Memahami karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial-emosional, moral, spiritual, dan latar belakang sosialbudaya.
·         Mengidentifikasi potensi peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu.
·         Mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu.
·         Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu.
2.      Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
·         Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik terkait dengan mata pelajaran yang diampu.
·         Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu.
3.      Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu.
·         Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.
·         Menentukan tujuan pembelajaran yang diampu.
·         Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diampu.
·         Memilih materi pembelajaran yang diampu yang terkait dengan pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran.
·         Menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan karakteristik peserta didik.
·         Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian.
4.      Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
·         Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik.
·         Mengembangkan komponen-komponen rancangan pembelajaran.
·         Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan.
·         Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di laboratorium, dan di lapangan dengan memperhatikan standar keamanan yang dipersyaratkan.
·         Menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh.
·         Mengambil keputusan transaksional dalam pembelajaran yang diampu sesuai dengan situasi yang berkembang.
5.      Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.
·         Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran yang diampu.
6.      Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
·         Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi secara optimal.
·         Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk kreativitasnya.
7.      Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
·         Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik, dan santun, secara lisan, tulisan, dan/atau bentuk lain.
·         Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi kegiatan/permainan yang mendidik yang terbangun secara siklikal dari (a) penyiapan kondisi psikologis peserta didik untuk ambil bagian dalam permainan melalui bujukan dan contoh, (b) ajakan kepada peserta didik untuk ambil bagian, (c) respons peserta didik terhadap ajakan guru, dan (d) reaksi guru terhadap respons peserta didik, dan seterusnya.
8.      Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
·         Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu.
·         Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu.
·         Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
·         Mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
·         Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan mengunakan berbagai instrumen.
·         Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan.
·         Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar.
9.      Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
·         Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar
·         Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan.
·         Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan.
·         Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
·         Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
·         Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.
·         Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu.
·         Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu.

Kompetensi pedagogik secara umum menuntut guru mampu mengelola pembelajaran bidang studi yang diampu. Pendekatan pembelajaran matematika yang tepat dapat mendorong para siswa mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang matematika sehingga dapat sukses dalam belajar matematika. Secara pedagogik, seorang guru matematika diharapkan memiliki kemampuan dan keterampilan sebagai berikut.
a)      Dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan
·         pemahaman dan penghayatan terhadap prinsip dan nilai matematika
·         daya nalar, berpikir logis, kritis, sistematik, kreatif, cerdas, rasa keindahan, sikap terbuka, dan rasa ingin tahu;
·         melaksanakan proses matematika
·         rasa menyenangkan belajar matematika
b)      Tepat dalam memilih pendekatan, metode, dan teknik yang relevan dengan perkembangan fisik dan psikis peserta didik.
c)      Mampu membuat perencanaan yang baik dan melaksanakannya dalam pembelajaran matematika
d)     Mahir dalam pengelolaan kelas sesuai dengan pendekatan pembelajaran yang diterapkannya
e)      Tepat dalam membuat asesmen pembelajaran sekaligus bisa menerima hasil refleksi pembelajaran yang dilakukannya untuk melaksanakan program tindak lanjut
f)       Memilih kemampuan berkomunikasi dalam ruang lingkup akademik, baik secara lisan maupun tulisan.
                      
Namun dari kesemua sub Kompetensi tersebut ada empat sub kompetensi yang sangat diprioritaskan paling utama dalam Kompetensi Pedagogik yaitu : memahami peserta didik, merancang dan merancang pembalajaran, melaksanakan evaluasi dan mengembangkan peserta didik.

Memahami peserta didik mencakup perkembangan kognitif, afektif dan psikomotor dan mengetahui bekal awal peserta didik. merancang pembelajaran dimaksudkan bahwa guru harus mampu membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan kemudian bisa mengaplikasikan rancangan itu di dalam proses pembelajaran sesuai alokasi waktu yang sudah ditetapkan. Di samping itu, guru mesti memiliki kemampuan melakukan evaluasi baik dalam bentuk “on going evaluation” maupun di akhir pembelajaran. mengembangkan peserta didik bermakna bahwa guru mampu memfasilitiasi peserta didik di dalam mengembangkan potensi akademik dan non akademik yang dimilikinya


2.      Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Guru yang mantap dan stabil, bertindak sesuai dengan hukum, bertindak sesuai dengan norma social, bangga menjadi guru dan memiliki konsistensi dalam bertindak dan bertutur.
1.      Kepribadian yang mantab dan stabil meliputi bertindak sesuai dengan norma social,bangga menjadi guru dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai norma.
2.      Kepribadian yang dewasa yaitu menampilkan kepribadian mandiri dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru.
3.      Kepribadian yang arif adalah menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik,sekolah,dan masyarakat dan menunjukkan keterbukaan dalam berfikir dan bertindak.
4.      kepribadian yang berwibawa yaitu memiliki perilaku yang positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.
5.      kepribadian yang berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan meliputi bertindak sesuai dengan norma religious (imtaq,jujur,religious,suka menolong) dan memiliki perilaku yang diteladani oleh peserta didik.
Kepribadian akan turut menentukan apakah para guru dapat disebut sebagai pendidik yang baik atau sebaliknya, justru menjadi perusak anak didiknya. Sikap dan citra negative seorang guru dan berbagai penyebabnya seharusnya dihindari jauh-jauh agar tidak mencemarkan nama baik guru. Kini, nama baik guru sedang berada pada posisi yang tidak menguntungkan, terperosok jatuh. Para guru harus mencari jalan keluar atau solusi bagaimana cara meningkatnya kembali sehingga guru menjadi semakin wibawa, dan terasa sangat dibutuhkan anak didik dan masyarakat luas. Jangan sebaliknya.
Guru sebagai teladan bagi murid-muridnya harus memiliki sikap dan kepribadian utuh yang dapat dijadikan tokoh panutan idola dalam seluruh segi kehidupannya. Karenanya guru harus selalu berusaha memilih dan melakukan perbuatan yang positif agar dapat mengangkat citra baik dan kewibawaannya, terutama di depan murid-muridnya. Disamping itu guru juga harus mengimplementasikan nilai-nilai tinggi terutama yang diambilkan dari ajaran agama, misalnya jujur dalam perbuatan dan perkataan, tidak munafik. Sekali saja guru didapati berbohong, apalagi langsung kepada muridnya, niscaya hal tersebut akan menghancurkan nama baik dan kewibawaan sang guru, yang pada gilirannya akan berakibat fatal dalam melanjutkan tugas proses belajar mengajar.
Guru yang demikian niscaya akan selalu memberikan pengarahan kepada anak didiknya untuk berjiwa baik juga. Hampir sulit ditemukan munculnya guru yang memiliki keinginan buruk terhadap muridnya. Dalam menggerakkan murid, guru juga dianggap sebagai partner yang siap melayani, membimbing dan mengarahkan murid, bukan sebaliknya justru menjerumuskannya. Djamarah dalam bukunya “ Guru dan Anak didik Dalam Interaksi Edukatif” menggambarkan bahwa : Guru adalah pahlawan tanpa pamrih, pahlawan tanpa tanda jasa, pahlawan ilmu, pahlawan kebaikan, pahlawan pendidikan, makhluk serba biasa, atau dengan julukan yang lain seperti artis, kawan, warga Negara yang baik, pembangun manusia, pioneer, terpercaya, dan sebagainya”.
Guru yang dewasa akan menampilkan kemandirian dalam bertindak dam memiliki etos kerja yang tinggi. Sementara itu, guru yang arif akan mampu melihat manfaat pembelajaran bagi peserta didik, sekolah dan masyarakat, menunjukkan sikap terbuka dalam berfkir dan bertindak.
Berwibawa mengandung makna bahwa guru memiliki prilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan perilaku yang disegani. Yang paling utama dalam kepribadian guru adalah berakhlak mulia. Ia dapat menjadi teladan dan bertindak sesuai normaagama (iman dan taqwa, jujur, ikhlas dan suka menolong serta memilki perilaku yang dapat dicontoh. Adapun subkompetensi secara rinci dijabarkan sebagai berikut:
a.       Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.
·         Menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal dan gender.
·         Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan sosial yang berlaku dalam masyarakat, dan kebudayaan nasional Indonesia yang beragam.
b.      Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
·         Berperilaku jujur, tegas dan manusiawi.
·         Berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia.
·         Berperilaku yang dapat diteladan oleh peserta didik dan anggota masyarakat di sekitarnya.
c.       Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.
·         Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil.
·         Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan berwibawa.
d.      Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.
·         Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi.
·         Bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri.
·         Bekerja mandiri secara profesional.
e.       Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
·         Memahami kode etik profesi guru.
·         Menerapkan kode etik profesi guru.
·         Berperilaku sesuai dengan kode etik profesi guru.

Dalam kompetensi kepribadian guru dikatakan sebagai sosok yang memiliki kepribadian ideal .Oleh karena itu,pribadi seoran guru sering dianggap  sebagai model atau panutan dalam berbagai hal.
Guru yang professional adalah guru yang siap untuk memberikan bimbingan nurani dan akhlak yang tinggi kepada muridnya. Karena pendidikan dana bimbingan yang diberikan bersumber dari ketulusan hati, maka guru benar-benar siap sebagai spiritual fatner bagi muridnya. Guru yang ideal sangat meresa gembira bersama dengan muridnya, ia selalu berinteraksi kepada muridnya, ia merasa happy dapat memberikan obat bagi muridnya yang sedang bersedih hati, murung, berkelahi, malas belajar. Guru professional akan selalu memikirkan bagaimana memacu perkembangan pribadi anak didiknya agar tidak mengalami kendala yang biasa mengganggu.
Kemuliaan hati seorang guru diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Guru secara nyata dapat berbagi dengan anak didiknya. Guru tidak akan merasa lelah dan tidak mungkin mengembangkan sifat iri hati, munafik, suka menggunjing, menyuap, malas, marah-marah dan berlaku kasar terhadap orang lain, apalagi terhadap anak didiknya.
Guru sebagai pendidik dan murid sebagai anak didik dapat saja dipisahkan kedudukannya, akan tetapi mereka tidak dapat dipisahkan dalam mengembangkan diri murid dalam mencapai cita-citanya. Disinilah kemanfaatan guru bagi orang lain atau murid benar-benar dituntut, seperti hadits Nabi :”Khoirunnaasi anfa’uhum linnaas,” artinya adalah sebaik-baiknya manusia adalah yang paling besar memberikan manfaat bagi orang lain. ( Al Hadits)

3.        Kompetensi Sosial Guru
Manusia merupakan makhluk sosial (zoon politicon) menurut Aristoteles adalah makhluk yang senantiasa ingin hidup berkelompok. Pendapat senada menyatakan bahwa manusia adalah homo piliticus.
Manusia perlu berinteraksi dengan yang lain dan senantiasa menjaga hubungan agar tetap berlangsung dalam suasana yang kondusif. Melalui proses komunikasi dengan lingkungan sekitarnya manusia diharapkan mampu bertahap hidup (survive) bahkan berkembang (growth) sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Guru sebagai bagian dari masyarakat merupakan salah satu pribadi yang mendapatkan perhatian khusus di masyarakat.
Kompetensi sosial dalam kegiatan belajar ini berkaitan erat dengan kemampuan guru dalam berkomunikasi dengan masyarakat di sekitar sekolah dan masyarakat tempat guru tinggal sehingga peranan dan cara guru ­berkomunikasi di masyarakat diharapkan memiliki karakteristik tersendiri yang sedikit banyak berbeda dengan orang lain yang bukan guru. Misi yang diemban guru adalah misi kemanusiaan. Mengajar dan mendidik adalah tugas memanusiakan manusia. Guru harus mempunyai kompetensi sosial karena guru adalah Penceramah Jaman (Langeveld,1955), lebih tajam lagi ditulis oleh Ir. Soekarno dalam tulisan “Guru dalam masa pembangunan ­menyebutkan pentingnya guru dalarn masa pembangunan adalah menjadi masyarakat. Oleh karena itu, tugas guru adalah tugas pelayanan manusia.
Guru merupakan tokoh dan tipe makhluk yang diberi tugas dan beban membina dan membimbing masyarakat ke arah norma yang berlaku. Guru perlu memiliki kompetensi sosial untuk berhubungan dengan masyarakat dalam rangka menyelenggarakan proses belajar mengajar yang efektif karena dengan dimilikinya kompetensi sosial tersebut, otomatis hubungan sekolah dengan masyarakat akan berjalan dengan lancar.
A.                 PENGERTIAN
Kompetensi sosial guru merupakan kemampuan guru untuk memahami dirinya sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat dan mampu mengembangkan tugas sebagai anggota masyarakat dan warga negara. Lebih dalam lagi kemampuan sosial ini mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru.
B.                 FUNGSI KOMPETENSI SOSIAL GURU
Masyarakat dalam proses pembangunan sekarang ini menganggap guru sebagai anggota masyarakat yang memiliki kemampuan, keterampilan yang cukup luas, yang mau ikut serta secara aktif dalam proses pembangunan.
Peran dan fungsi guru yang perlu Anda pelajari adalah sebagai berikut.
a.              Motivator dan Inovator dalam Pembangunan Pendidikan
Guru yang berada di desa berperan sebagai agen perubahan di masyarakat berusalia aktif dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat desa dengan senantiasa memberikan motivasi kepada masyarakat untuk ikut serta menyukseskan program wajib belajar dan mendorong mereka untuk tetap menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi.
b.             Perintis dan Pelopor Pendidikan
Kepeloporan yang dilakukan guru dalam kegiatan penggalangan dana dari masyarakat yang mampu untuk memberikan beasiswa bagi siswa berprestasi yang kurang mampu di sekolahnya, keaktifan guru sebagai tutor di balai desa dalam menunjang program kejar Paket A dan Paket B.
c.              Penelitian dan Pengkajian Ilmu Pengetahuan
Seorang guru yang memiliki kemampuan dalam ilmu pengetahuan dituntut untuk senantiasa berusaha melakukan berbagai penemuan khususnya berkaitan dengan permasalahan pendidikan yang ada di masyarakat sehingga diharapkan dengan penemuannya dapat dilakukan pencarian solusinya baik secara individu maupun kelembagaan.
d.             Pengabdian
Menyadari akan tuntutan yang demikian benar terhadap tanggung jawab guru di masyarakat, maka Anda sebagai salah satu ujung tombak dunia pendidikan perlu melibatkan diri dalam kegiatan di masyarakat yang relevan dengan dunia pendidikan terutama dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

4.        Kompetensi Profesional
Dasar profesional merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki seseorang guru.
·         PENGUASAAN BAHAN BIDANG STUDI
Kompetensi pertama yang harus dimiliki seorang guru adalah penguasaan bahan bidang studi. Penguasaan ini menjadi landasan pokok untuk keterampilan mengajar. Ada dua hal dalam menguasai bahan bidang studi:
1.      Menguasai bahan bidang studi dan kurikulum sekolah
Untuk menguasai bahan bidang studi dan kurikuluni sekolah dapat dilakukan dengan cara:
a.       mengkaji bahan kurikulum bidang studi;
b.      mengkaji isi buk-u-buku teks bidang studi yang bersangkutan;
c.       melaksanakan kegiatan-kegiatan yang disarankan dalam kurikulum bidang studi yang bersangkutan.
2.      Menguasai bahan pendalaman/aplikasi bidang studi. Hal ini dengan cara:
a.       mempelajari ilmu yang relevan;
b.      mempelajari aplikasi bidang ilmu ke dalani bidang ilmu lain (untuk program-program studi tertentu);
c.       mempelajari cara menilai kurikulum bidang studi.

·         PENGELOLAAN PROGRAM BELAJAR MENGAJAR
Kemampuan mengelola program belajar mengajar mencakup kemampuan merumuskan tujuan instruksional, kemampuan mengenal dan menggunakan metode mengajar, kemampuan memilih dan menyusun prosedur instruksional yang tepat, kemampuan melaksanakan program belajar mengajar, kemampuan mengenal potensi (entry behavior) peserta didik, serta kemampuan merencanakan dan melaksanakan pengajaran remedial.
·         PENGELOLA KELAS
Kemampuan ini menggambarkan keterampilan guru dalam merancang, menata dan mengatur sumber-sumber belajar, agar tercapai suasana pengajaran yang efektif dan efisien.    Jenis kemampuan yang perlu dimiliki guru adalah:
1.      Mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran
Kemampuan ini dapat dikuasai dengan cara berikut ini.
a.        Mempelajari macam-macam pengaturan tempat duduk dan setting ruangan kelas sesuai dengan tujuan-tujuan instruksional yang hendak dicapai, serta
b.       Mempelajari kriteria penggunaan macam-macam pengaturan tempat duduk dan setting ruangan.
2.        Menciptakan iklim belajar mengajar yang kondusif
Kemampuan ini dapat dikuasai dengan cara berikut ini.
a.         Mempelajari faktor-faktor yang mengganggu iklim belajar mengajar yang kondusif.
b.         Mempelajari strategi dan prosedur pengelolaan kelas yang bersifat preventif.
c.         Menggunakan strategi dan prosedur pengelolaan kelas yang bersifat preventif.
d.        Menggunakan prosedur pengelolaan kelas yang bersifat kuratif.
·         PENGELOLAAN DAN PENGGUNAAN MEDIA SERTA SUMBER BELAJAR
Kemampuan ini pada dasarnya merupakan kemampuan menciptakan kondisi belajar yang merangsang agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan elisien.
·         PENGUASAAN LANDASAN-LANDASAN KEPENDIDIKAN
Kemampuan menguasai landasan-landasan kependidikan berkaitan dengan kegiatan sebagai berikut:
1.             Mempelajari konsep dan masalah pendidikan dan pengajaran dengan sudut tinjauan sogiologis, filosofis, historis dan psikologis.
2.             Mengenal fungsi sekolah sebagai lembaga sosial yang secara potensial dapat memajukan masyarakat dalam arti luas serta pengaruh timbal balik antar sekolah dan masyarakat.
3.             Mengenal karakteristik peserta didik baik secara fisik maupun psikologis.
·         MAMPU MENILAI PRESTASI BELAJAR MENGAJAR
Kemampuan menilai prestasi belajar mengajar perlu dimiliki oleh guru. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan mengukur perubahan tingkah laku peserta didik dan kemampuan mengukur kemahiran dirinya dalam mengajar dan dalam membuat program.         Dalam setiap pekerjaan evaluasi ada tiga sasaran yang hendak dicapai, yaitu:
1.      prestasi berupa pernyataan dalam bentuk angka dan nilai tingkah laku,
2.      prestasi mengajar berupa pernyataan lingkungan yang mengamatinya melalui penghargaan atas prestasi yang dicapainya, serta
3.      keunggulan program yang dibuat guru, karena relevan dengan kebutuhan peserta didik dan lingkungannya.
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam menilai prestasi peserta didik untuk kepentingan pengajaran adalah sebagai berikut.
1.      Mempelajari fungsi penilaian.
2.      Mempelajari bermacam-macam teknik dan prosedur penilaian.
3.      Menyusun teknik dan prosedur penilaian.
4.      Mempelajari kriteria pemilihan teknik dan prosedur penilaian.
5.      Menggunakan teknik dan prosedur penilaian.
6.      Mengolah dan menginterpretasi hasil penilaian.
7.      Menggunakan hasil-hasil penilaian untuk perbaikan proses belajar mengajar.
8.      Menilai teknik dan prosedur penilaian.
9.      Menilai keefektifan program pengajaran.

·         MEMAHAMI PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN LEMBAGA DAN PROGRAM PENDIDIKAN DI SEKOLAH
Menurut Nawawi (1989), diharapkan guru membantu kepada sekolah dalam menghadapi berbagai kegiatan pendidikan lainnya yang digariskan dalam kurikulum, guru perlu memahami pula prinsip-prinsip dasar tentang organisasi dan pengelolaan sekolah, bimbingan dan penyuluhan termasuk bimbingan karier, program kokurikuler dan ekstrakurikuler, perpustakaan sekolah serta hal-hal yang terkait.

·         MENGUASAI METODE BERPIKIR
Metode dan pendekatan setiap bidang studi berbeda-beda. Menurut Reynold (1990) metode dan pendekatan berpikir keilmuan bermuara pada titik tumpu yang sama. Oleh karena itu, untuk dapat menguasai metode dan pendekatan bidang-bidang studi, guru harus menguasai metode berpikir ilmiah secara umum.
·        MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAN MENJALANKAN MISI PROFESIONAL
Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkernbang untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru harus terus-menerus mengembangkan dirinya agar wawasannya menjadi luas sehingga dapat mengikuti perubahan dan perkembangan profesinya yang didasari oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut.
·         TERAMPIL MEMBERIKAN BANTUAN DAN BIMBINGAN KEPADA PESERTA DIDIK
Bantuan dan bimbingan kepada peserta didik sangat diperlukan agar peserta didik dapat mengembangkan kemampuannya melalui proses belajar mengajar di kelas.
Ada dua hal yang perlu dimiliki dalam memberikan bantuan dan bimbingan kepada peserta didik.
1.         Mengenal fungsi dan program layanan dan penyuluhan di sekolah, yang dapat dilakukan dengan cara:
a.       mempelajari fungsi bimbingan dan penyuluhan di sekolah.
b.      mempelajari program layanan bimbingan di sekolah.
c.       mengkaji persamaan dan perbedaan fungsi, kewenangan, serta tanggung jawab antarguru dan pembimbing di sekolah.
2.         Menyelenggarakan program layanan bimbingan di sekolah, hal ini dilakukan dengan cara:
a.       mengidentifikasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi murid di sekolah,
b.      menyelenggarakan program layanan bimbingan di sekolah, terutama bimbingan belajar.

·         MEMILIKI WAWASAN TENTANG PENELITIAN PENDIDIKAN
Guru perlu mengikuti perkembangan yang terjadi dalani dunia pendidikan dan pengajaran, terutarna hal-hal yang menyangkut pelaksanaan tugas-tugas pokoknya di sekolah. Setiap guru perlu memiliki kemampuan untuk memahami hasil-hasil penelitian itu dengan tepat sehingga mereka perlu memiliki wawasan yang memadai tentang prinsip-prinsip dasar dan cara-cara melaksanakan penelitian pendidikan.
Kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut.
1.            Mempelajari dasar-dasar penggunaan metode ilmiah dalam penelitian pendidikan.
2.            Mempelajari teknik dan prosedur penelitian pendidikan terutama sebagai konsumen hasil-hasil penelitian pendidikan.
3.            Menafsirkan hasil-hasil penelitian untuk perbaikan pengajaran.
4.            Mampu menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran.
Perkembangan ilmu dan teknologi sangat dipengaruhi oleh hasil-hasil penelitian. Penelitian sederhana yang dilakukan oleh guru itu mencakup pengamatan kelas pada waktu mengajar, mengidentifikasi faktor-faktor khusus yang mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar dan mempengaruhi basil belajar, menganalisis alat penilaian untuk mengembangkannya secara lebih efektif.
·         MAMPU MEMAHAMI KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK
Guru dituntut memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang ciri-ciri dan perkembangan peserta didik, lalu menyesuaikan bahan yang akan diajarkan sesuai dengan karakteristik peserta didik.
·         MEMILIKI WAWASAN TENTANG INOVASI PENDIDIKAN
Seorang guru diharapkan berperan sebagai inovator atau agen perubahan maka guru perlu memiliki wawasan yang memadai mengenai berbagai inovasi dan teknologi pendidikan yang pernah dan mungkin dikembangkan pada jenjang pendidikan, M.C. Ryan (1990). Wawasan ini perlu dimiliki agar dalam melaksanakan tugasnya mereka tidak cenderung bertindak secara rutin, tetapi selalu memikirkan cara-cara baru yang mungkin dapat diterapkan di sekolah, yang sekaligus dapat meningkatkan kegairahan kerja mereka.
·         BERANI MENGAMBIL KEPUTUSAN
Guru harus memiliki kemampuan mengambil keputusan pendidikan agar ia tidak terombang-ambing dalam ketidakpastian. Semua tindakannya akan memberikan dampak tersendiri bagi peserta didik sehingga apabila guru berani mengambil tindakan kependidikan, siswa akan menjadi korban kebimbangan.
·         MEMAHAMI KURIKULUM DAN PERKEMBANGANNYA
Salah satu tugas guru adalah melaksanakan kurikulum dengan sebaik-­baiknya. Oleh karena itu, guru perlu memahami konsep-konsep dasar dan langkah-langkah pokok dalam pengembangan kurikulum.
·         MAMPU BEKERJA BERENCANA DAN TERPROGRAM
Guru dituntut untuk dapat bekerja teratur, tahap demi tahap, tanpa menghilangkan kreativitasnya. Rencana dan program tersebut akan menjadi pola kerja guru sehingga tahap pencapaian pcndidikan dapat dinilai dan dijadikan umpan balik bagi kelanjutan peningkatan tahap pendidikan. Keteraturan dan keterlibatan kerja ini pun akan memberikan warna dalam proses pendidikan atau proses belajar mengajar. Dengan urutan pekerjaan yang jelas, guru dapat disiplin dalam bertindak, berpakaian dan berkarya.
·         MAMPU MENGGUNAKAN WAKTU SECARA TEPAT
Makna tepat waktu di sini bukan sekadar masuk dan keluar kelas tepat pada waktunya, melainkan juga guru harus pandai membuat program kegiatan dengan durasi dan frekuensi yang tepat sehingga tidak membosankan. Karakteristik ini juga hanya dapat dipakai melalui praktik pembinaan yang cukup banyak dan pengetahuan yang baik hanya sebatas pengetahuan yang akan disajikan kepada guru.

MENCIPTAKAN PENGAJARAN YANG KREATIF DAN MENYENANGKAN
Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Dalam pembelajaran , guru berhadapan dengan sejumlah peserta didik dengan berbagai macam latar belakang, sikap, dan potensi, yang kesemuanya itu berpengaruh terhadap kebiasaannya dalam mengikuti pembelajaran. Misalnya masih banyak peserta didik kurang bernafsu untuk belajar dan membolos terutama pada mata pelajaran, dan guru yang menurut mereka sulit atau menyulitkan. Untuk kepentingan tersebut guru dituntut membangkitkan motivasi belajar peserta didik. Karena motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Peserta didik yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan belajar dengan sungguh-sungguh.
Untuk membangkitkan motivasi belajar peserta didik, setiap guru sebaiknya memiliki rasa ingin tahu, mengapa dan bagaimana anak belajar dan menyesuaikan dirinya dengan kondisi-kondisi belajar dalam lingkungannya. Guru juga sebaiknya mampu untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan.
Untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan diperlukan berbagai keterampilan, diantaranya keterampilan mengajar. Keterampilan mengajar yang sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran, yaitu keterampilan bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, serta mengajar kelompok kecil dan perorangan.
            Setiap keterampilan mengajar memiliki komponen dan prinsip-prinsip dasar tersendiri. Keterampilan mengajar tersebut dan cara menggunakannya agar tercipta pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan adalah sebagai berikut:
A.    Menggunakan keterampilan bertanya
Keterampilan bertanya sangat perlu untuk dikuasai oleh guru, karena hampir dalam setiap tahap pembelajaran guru dituntut untuk mengajukan pertanyaan, dan kualitas pertanyaan yang diajukan guru akan menentukan kualitas jawaban peserta didik. Secara universal guru akan selalu menggunakan keterampilan bertanya kepada siswanya. Cara bertanya untuk seluruh kelas, untuk kelompok, atau untuk individu memiliki pengaruh yang sangat berarti, tidak hany apada hasil belajar siswa, tapi juga pada situasi kelas baik sosial maupun emosional.
Keterampilan bertanya yang perlu dikuasai oleh guru meliputi keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjutan.

1.      Keterampilan bertanya Dasar.
Kelancaran bertanya merupakan jumlah pertanyaan yang secara logis dan relevan diajukan guru kepada siswa di dalam kelas. Menurut Djamaraah(2005: 100) dikatakan bahwa kelancaran bertanya sangat diperlukan bagi guru di dalam proses belajar mengajar. Komponen yang penting dalam bertanya antara lain adalah harus jelas dan ringkas. Selain itu, menstruktur pertanyaan juga perlu diperhatikan. Pemberian waktu untuk berpikir setelah guru bertanya juga merupakan faktor penting. Secara singkat, keterampilan bertanya dasar meliputi :
a.       Pertanyaan yang jelas dan singkat.
b.      Penyusunan kata-kata yang tepat dan mudah dcerna oleh siswa.
c.       Pemberian acuan yaitu sebelum mengajukan pertanyaan guru perlu memberikan acuan berupa penjelasan singkat yang berisi informasi yang sesuai dengan jawaban yang diharapkan,
d.      Memusatkan perhatian; pertanyaan juga dapat digunakan untuk memusatkan perhatian peserta didik
e.       Memberi giliran dan menyebarkan pertanyaan; guru hendaknya berusaha agar semua peserta didik mendapat giliran dalam menjawab pertanyaan, dan yang lebih penting adalah memberikan kesempatan berpikir kepada peserta didik sebelum menjawab pertanyaan yang diajukan.
f.       Hangat dan antusias, yakni guru menggunakan variasi pemberian penguatan, baik verbal maupun nonverbal dalam bertanya.
g.      Prompting, yakni cara yang dilakukan guru untuk menuntun siswa memberikan jawaban dengan baik dan benar atas pertanyaan yang guru ajukan.
h.      Dan guru harus membiasakan diri untuk menghindari hal-hal seperti mengulangi pertanyaan sendiri, mengulangi jawaban siswa, menjawab pertanyaan sendiri dan meminta jawaban serentak.
2.      Keterampilan bertanya lanjutan
Masalah-masalah yang muncul pada waktu yang akan datang, sebaiknya dapat diantisipasi sesegera mungkin. Dalam hal ini, guru harus dapat mengembangkan keterampilan siswa dalam meningkatkan kemampuan berfikir kognitif dan mengevaluasinya. Dengan teknik bertanya melacak, guru akan mendapat manfaat khusus dalam hubungannta dengan pertanyaan kognitif tingkat tinggi. bertanya melacak akan meningkatkan respon siswa dengan menyediakan pertanyaan yang tingkat kesukarannya lebih tinggi, cermat, membantu dan relevan. Secara singkat, kemampuan bertanya lanjut meliputi :
a.       Pengubahan tuntunan tingkat kognitif yaitu guru hendaknya mampu mengubah pertanyaan dari hanya sekadar mengingat fakta menuju pertanyaan aspek kognitif lain seperti penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.
b.      Pengaturan urutan pertanyaan yaitu pertanyaan yang diajukan hendaknya mulai dari yang sederhana menuju yang paling kompleks secara berurutan(pertanyaan melacak).
c.       Pemberian waktu kepada siswa  sehingga siswa dapat mengembangkan jawabannya lebih jauh setelah berfikir sejenak.
d.      Peningkatan terjadinya interaksi yaitu guru hendaknya menjadi dinding pemantul. Jika ada peserta didik yang bertanya, guru tidak menjawab secara langsung, tetapi dilontarkan kembali ke seluruh peserta didik untuk didiskusikan.
B.     Memberi penguatan
Penguatan merupakan respons terhadap suatu perilaku yang dapat menimbulkan kemungkinan terulangnya kembali perilaku tersebut. Penguatan dapat dilakukan secara verbal berupa kata-kata dan kalimat pujian dan secara non verbal yang dilakukan dengan gerakan mendekati peserta didik dan kegiatan yang menyenangkan. Penguatan bertujuan untuk meningkatkan perhatian peserta didik terhadap pembelajaran, merangsang dan meningkatkan motivasi belajar, mengontrol dan mengubah tingkah laku siswa yang mengganggu dan meningkatkan cara belajaar yang produktif, mengembangkan kepercayaan diri siswa untuk lebih mandiri dalam belajar, dan mengarahkan siswa untuk berfikir inovatif(Djaramarah, 2005: 118).
Dalam memberikan penguatan, diperlukan pengunaan komponen keterampilan yang tepat. Komponen-komponen tersebut yakni :
a.       Penguatan verbal yakni pujian atau dorongan oleh guru untuk respon atau tingkah laku siswa.
b.      Penguatan gestural, yakni tambahan bagi penguatan verbal dimana pujian yang diberikan isertai dengan mimik yang cerah seperti senyum, acungan jempol dsb.
c.       Penguatan kegiatan, yakni penguatan dalam bentuk kegiatan dimana terjadi bila guru memberikan tugas.
d.      Penguatan mendekati, yakni penguatan yang ditandai oleh perhatian oleh guru dan secara fisik guru tertarik dan mendekati siswa nya.
e.       Penguatan sentuhan, yakni penguatan yang ditandai adanya kontak fisik yang diberikan oleh guru kepada siswanya seperti menepuk bahu, berjabat tangan, dsb.
f.       Penguatan tanda, yakni penguatan yang ditandai dengan simbol, seperti ijazah, sertifikat, piala, dsb.
Ada beberapa model penguatan seperti penguatan seluruh kelompok, penguatan yang ditunda, penguatan partial, dan penguatan peorangan. Diperlukan komponen-komponen penguatan untuk menerapkan model-model penguatan ini. Selain itu, ada beberapa prinsip yang harus diperhatiak oleh guru dalam memberikan penguatan kepada siswanya, yakni harus hangat dan antusias, menghindari penggunaan penguatan negatif, penggunaan yang bervariasi, dan harus memiliki makna yang mendalam.
C.    Mengadakan variasi
Mengadakan variasi merupakan keterampilan yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran untuk mengatasi kebosanan peserta didik, agar selalu antusias, tekun , dan penuh partisipasi. Variasi dalam kegiatan pembelajaran meliputi;
1.      Variasi dalam gaya mengajar misalnya variasi suara, gerakan badan dan mimik, mengubah posisi, dan mengadakan kontak pandang dengan peserta didik.
2.      Variasi dalam penggunaan media dan sumber belajar misalnya variasi alat dan bahan yang dapat dilihat, penggunaan sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar.
3.      Variasi dalam pola interaksi misalnya dalam mengelompokkan peserta didik, tempat kegiatan pembelajaran, dan dalam pengorganisasian pesan ( deduktif dan induktif).
Apabila ketiga komponen diatas dikombinasikan penggunaannya atau secara terintegrasi, maka akan meningkatkan perhatian siswa dan menumbuhkan motivasi belajar siswa. Keterampilan mengadakan variasi ini lebih luas penggunaanya daripada keterampilan yang lainnya, karena merupakan keterampilan campuran dengan keterampilan lainnya. Adapun tujuan penggunaan variasi belajar ini menurut Djamarah ( 2005: 124) adalah sebagai berikut:
a.       Meningkatkan dan memelihara perhatian anak didik.
b.      Meningkatkan motivasi dan rasa ingin tahu terhadap hal-hal baru.
c.       Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah
d.      Memberi pilihan dan fasilitas dalam belajar individual.
e.       Memberikan pengalaman yang menarik kepada siswa
Sedangkan komponen-komponen variasi antara lain :
a.       Variasi mengajar yang meliputi variasi suara, penekanan, pemberian waktu, kontak pandang, gerakan anggota badab(gesture) dan perpindahan posisi.
b.      Variasi media dan bahan ajar yang meliputi variasi media pandang, variasi media dengar, variasi media taktil, dan variasi interaksi.
D.    Keterampilan Menjelaskan.
Guru menggunakan istilah menjelaskan untuk penyajian lisan dalam interaksi edukatif. Proses interaksi edukatif menuntut keterlibatan kemampuan kognitif anak didik untuk pemahaman. Menurut Djamarh (2005:131), ”penjelasan adalah pemberian informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan sebab akibat, antara yang sudah dialami dan yang belum dialami, antara generalisai dan konsep, atau sebaliknya.”
Tujuan dari memberikan penjelasan sendiri antara lain adalah sebagai berikut :
a.       membimbing anak didik untuk memahami hukum, dali, fakta dan prinsip secara objektif dan benar.
b.      Melibatkan anak didik untuk berfikir memcahkan masalah.
c.       Mendapatkan umpan balik dri anak didik berupa pemahaman yang sudah benar
d.      Dan memibimbing anak didik untuk menghayati dan mendapatkan proses penalaran dan menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan masalah.
Dan beberapa alasan mengapa seorang guru sangat penting untuk menguasai keterampilan menjelaskan adalah :
a.       Meningkatkan keefektifan pembicaraan agar benar-benar menjadi penjelasan yang bermakna bagi anak didik karena pada umumnya guru lebih banyak berbicara ketimbang anak didiknya.
b.      Pemahaman anak didik sangat penting.
c.       Tidak semua anak didik dapat menggali sendiri pengetahuan dari buku.
d.      Kurangny sumber yang tersedia yang dapat dimanfaatkan oleh anak didik.
Adapun penggunaan penjelasan dalam pembelajaran memiliki beberapa komponen yang harus diperhatikan, yaitu:
1.      Perencanaan meliputi isi pesan yang akan disampaikan harus sistematis dan mudah dipahami oleh peserta didik dan dalam memberikan penjelasan harus mempertimbangkan kemampuan dan pengetahuan dasar yang dimiliki oleh peserta didik.
2.      Penyajian dapat menggunakan pola induktif yaitu memberikan contoh terlebih dahulu kemudian menarik kesimpulan umum dan pola deduktif yaitu hukum atau rumus dikemukakan lebih dahulu lalu diberi contoh untuk memperjelas rumus dan hukum yang telah dikemukakan.
E.     Membuka dan menutup pelajaran
Membuka dan menutup pelajaran yang dilakukan secara profesional akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan pembelajaran. Membuka pelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan kesiapan mental dan menarik perhatian peserta didik secara optimal, agar mereka memusatkan diri sepenuhnya pada pelajaran yang akan disajikan. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai hal tersebut adalah:
1.      Menghubungkan materi yang telah dipelajari dengan materi yang akan disajikan
2.      Menyampaikan tujuan (kompetensi dasar) yang akan dicapai.
3.      Menyampaikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan tugas-tugas yang harus diselesaikan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
4.      Mendayagunakan media dan sumber belajar yang sesuai dengan materi yang akan disajikan.
5.      Mengajukan pertanyaan, baik untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap pelajaran yang telah lalu maupun untuk menjajaki kemampuan awal berkaitan dengan bahan yang akan dipelajari.

Menutup pelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui pencapai tujuan dan pemahaman peserta didik terhadap materi yang dipelajari serta mengakhiri kegiatan pembelajaran. Untuk menutup pelajaran kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan adalah:
1.      Menarik kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari (kesimpulan bisa dilakukan oleh guru, oleh peserta didik, atau permintaan guru, atau oleh peserta didik bersama guru).
2.      Mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan dan keefektifan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
3.      Menyampaikan bahan-bahan pendalaman yang harus dipelajari dan tugas-tugas yang harus dikerjakan (baik tugas individu maupun tugas kelompok) sesuai dengan materi yang telah dipelajari.
4.      Memberikan post tes baik secara lisan, tulisan, maupun perbuatan.

F.     Membimbing diskusi kelompok kecil
Yang dimaksud dengan diskusi kelompok kecil adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok individu dalam suatu interaksi antar muka secara kooperatif untuk tujuan membagi informasi, membuat keputusan, dan memecahkan masalah. Ada beberapa kelebihan dalam melaksanakan diskusi kelompok kecil ini antara lain :
a.       Kelompok memiliki sumber yang lebih banyak daripada individu.
b.      Anggota kelompok bisa saling memotivasi dan masukan satu dengan yang lainnya
c.       Kelompok kecil dapat menghasilkan keputusan yang lebih baik karena berdiskusi terlebih dahulu dengan teman kelompoknya.
d.      Anggota kelompok memiliki ikatan yang kuat terhadap keputusan yang diambil
e.       Partisipasi dalam kelompok meningkatkan rasa saling pengertian antar individu dalam satu kelompok.
Namun, juga terdapat beberapa keterbatasan dalam melakukan diskusi kelompok kecil ini, antara lain :
a.       Diskusi memakan waktu yang lebih lama.
b.      Diskusi dapat memboroskan waktu yang ada.
c.       Diskusi dapat menekan pendirian seseorang.
Oleh karena itu, hal-hal yang perlu dipersiapkan guru agar diskusi kelompok kecil dapat digunakan secara efektif dalam pembelajaran adalah:
1.      Pembentukan kelompok secara tepat.
2.      Memberikan topik yang sesuai.
3.      Pengaturan tempat duduk yang memungkinkan semua peserta didik dapat berpartisipasi secara aktif.
G.    Mengelola kelas
Pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif, dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran. Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kelas adalah; kehangatan dan keantusiasan, tantangan, bervariasi, luwes, penekanan pada hal-hal positif, dan penanaman disiplin diri.
Keterampilan mengelola kelas memiliki komponen sebagai berikut:
1.      Penciptaan dan pemeliharaan iklim pembelajaran yang optimal
a.       Menunjukkan sikap tanggap dengan cara; memandang secara seksama, mendekati, memberikan pernyataan dan memberi reaksi terhadap gangguan di kelas.
b.      Memberi petunjuk yang jelas.
c.       Memberi teguran secara bijaksana.
d.      Memberi penguatan ketika diperlukan.

2.      Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal.
a.       Modifikasi perilaku yaitu mengajarkan perilaku yang baru dengan contoh dan pembiasaan, meningkatkan perilaku yang baik dengan penguatan, dan mengurangi perilaku buruk dengan hukuman.
b.      Pengelolaan kelompok dengan cara; peningkatan kerja sama dan keterlibatan, menangani konflik dan memperkecil masalah yang timbul.
c.       Menemukan dan mengatasi perilaku yang menimbulkan masalah, misalnya mengawasi secara ketat, mendorong peserta didik untuk mengungkapkan perasaannya, menjauhkan benda-benda yang dapat mengganggu konsentrasi, dan menghilangkan ketegangan dengan humor.























DAFTAR PUSTAKA

Asril, Zainal. 2010. Micro Teaching.. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada
Bafadal, Ibrahim. 2004. Peningkatan profesionalisme guru sekolah dasar. Bumi            Aksara.Jakarta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta.         PT Rineka Cipta.
Fathurrohman, Pupuh. Sutikno, Sobri. 2007. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung. Refika Adhitama.
Kunandar.2007. Guru profesional Implementasi Kurikulum Tingkat satuan     pendidikan(KTSP) dan sukses dalam sertifikasi guru. Jakarta. PT Raja Grafindo   Persada.
Majid, Abdul. 2005. Perencanaan Pembelajaran. Bandung. PT Remaja Rosdakarya
Makalah Kelompok 1 dan 2 tugas Profesi Kependidikan Tahun 2010 tentang Kompetensi Pedagogik,      kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan Profesional
Mulyasa. E. 2007. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan            Menyenangkan. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.
Satori, Djam’an. 2005. Profesi Keguruan. Jakarta. Universitas Terbuka.
Skirpsi Dian Maya Shofiana. 2008. Profesionalisme Guru dan Hubungannya dengan Prestasi Belajar        Siswa di MTS AL-JAMII.AH TEGALLEGA CIDOLOG SUKABUMI. Jakarta.

Tidak ada komentar: